Minggu, 29 Mei 2011

MB 'Poso-poso' Tampil Prima

DALAL MUSLIMIN
EKSTRA - Sopan bersama MB 'Poso-poso' setelah berjuang ekstra di gantangan.

MB 'Poso-poso' Tampil Prima

KEDUNGWUNI - Murai Batu (MB) 'Poso-poso' milik Sopan Podosugih Pekalongan, tampil prima dengan memberikan tonjolan khasnya. Dengan begitu, pantas saja dia menjadi jawara 1 Kliwonan di Paesan Kedungwuni, Jumat (27/5).
Sopan mengatakan jika MBnya baru dirawatnya sekitar setengah tahun ini dengan rawatan harian pakan kroto setiap hari, plus mandi rutin, disamping itu diberikan pula jangkrik pagi 3 sore 3. "Tapi tetep pakai voor sedikit," tambahnya.
'Poso-poso' dimasternya dengan suara yang komplit, mulai dari ciblek, lovebird, branjangan, cici ninja hingga parkit. Hingga saat digantang mampu memberikan warna suara yang tepat kepada lawan-lawannya. Bahkan, MB yang diperoleh pemiliknya dari Malang itu, terlihat ngotot menyemprot lawannya dengan beragam variasinya. Hingga pantas menjadi juara. "Sebelumnya juga juara 1 latber di Wiradesa, Selasa kemarin," imbuhnya.
Ditambahkan, 'Poso-poso' yang tanpa tidak mengenakan ring itu, sudah pernah ditawar hingga Rp 15 juta, tapi belum juga dilepasnya. "Saya inginnya Rp 25 jutaan," lanjutnya. Tentunya, dengan harga yang fantastis itu, MB itu sudah berpengalaman di gantangan dan mampu menjadi jawara. (dal)

AM 'Niagara' Juara 1 Latber

DALAL MUSLIMIN
MEMUKAU - Anis Merah 'Niagara' usai tampil memukau di gantangan.

AM 'Niagara' Juara 1 Latber

KEDUNGWUNI - Penampilan Anis Merah (AM) yang diberi nama 'Niagara' ini penuh memukau, dengan gaya khasnya yang teler sambil nyerocos, menjadikan dia keluar sebagai juara 1 Latihan Berhadiah di Paesan Kedungwuni, Jumat (27/5).
H Harno, sang pemilik AM dari Pekajangan melalui Budi menuturkan, jika 'Niagara' yang baru dirawatnya sekitar satu tahunan itu, memiliki mental tak kenal menyerah, dengan gaya telernya mampu menarik perhatian dewan juri. "Ini baru mabung, tapi sudah jadi juara di latber kliwonan," ujarnya.
'Niagara' setiap harinya dimaster dengan suara khas, seperti lovebird, jenggot, hingga jalak uren. Sehingga, setiap tampil dalam setiap iven memberikan suara khas yang menarik pendengar.
Latber kliwonan yang digelar sebulan sekali itu, diikuti puluhan peserta dari beberapa daerah, seperti Kota Pekalongan, Pemalang, Batang hingga Kendal. Dan, usai menjadi jawara, 'Niagara' yang memiliki ring Hartono Bali spesial Jalak Bali itu, harganya juga melambung tinggi. "Jika ada yang minat, saya lepas 25 juta," jelasnya.
Untuk setelan pakan, AM itu diberikan jangkrik pagi 2 dan sore 2, serta diberinya cacing 1 ekor per minggu. Ditambah pula buah pear 1 per 3 hari sekali. (dal)

'Revo' Ditawar 9 Juta

DALAL MUSLIMIN
JUARA - Kacer 'Revo' mampu menjadi juara 1 dalam latber.

'Revo' Ditawar 9 Juta

KEDUNGWUNI - Kacer 'Revo' milik Ali Samidab asal Pemalang ini sudah ditawar Rp 9 jutaan, setelah tampil gacor di lapangan dan keluar menjadi juara 1 dalam latber kliwonan. Namun begitu, sang empunya belum merelakannya.
Ali menuturkan jika kacernya sudah menjuarai beberapa iven, sehingga sudah memiliki mental dan penampilan yang cukup handal. "Sebelumnya juara 1 di Pesayangan dan juga Kalimati Tegal, Rp 15 juta baru saya lepas," ujarnya yang tinggal di Kelurahan Sugihwaras RT 03 RW 07 Pemalang.
'Revo' yang sudah berusia sekitar 2,5 tahun itu dalam perawatan Ali kurang lebih baru 6 bulan. Dengan isian yang lengkap mampu menjadikannya sebagai juara di kelasnya.
"Masternya jenggot, lovebird, ciblek, dan dengan sonic master," lanjutnya.
Sementara untuk voor, dia menggunakan Top Song. Plus ekstra food harian jangkrik pagi 4 sore 4. Dan jika akan berlaga diberinya tambahan ulat hongkong 4 ekor dan porsi jagkrik dinaikkan menjadi 8. Dengan ekstra food itu, menjadikan penampilannya menjadi lebih atraktif. "Tadi nembaknya jenggot dan lovebird," terangnya. (dal)

Persiapkan 'Arjuna' untuk Menang

MUHAMMAD FAHMI B
BERSAMA - H Arif Kariadi bersama MB 'Arjuna' kesayangannya.

Persiapkan 'Arjuna' untuk Menang

PEKALONGAN - Bagi para kicau mania umumnya, memenangkan berbagai kontes atau perlombaan merupakan suatu 'kewajiban' yang harus bisa dicapai. Prinsip ini berlaku bagi kicau mania, salah satunya H Arif Kariadi pemilik burung Murai Batu yang dinamakan 'Arjuna' tersebut. Pasalnya, dirinya selalu mempersiapkan semaksimal mungkin burungnya, untuk memenangkan berbagai lomba.
Ditemui Radar di kediamannya Jalan Brawijaya Perumahan Gama Permai Kota Pekalongan, H Arif mengatakan, meski sudah pernah menjadi juara, namun dirinya tidak mudah berpuas diri. Karena baginya kemenangan adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. "Sebelumnya 'Arjuna' pernah menjuarai berbagai kontes dengan menyabet juara tiga besar. Hal ini membuat saya lebih berusaha keras agar 'Arjuna' bisa memenangkan berbagai lomba. Untuk itu dilakukan persiapan secara maksimal," ucapnya.
Persiapan yang dilakukannya dengan memberikan perhatian khusus yang meliputi pemberian makanan extra bersuplemen, serta sering mengikuti berbagai latihan yang digelar di dalam maupun luar kota. Namun, dikarenakan dirinya mempunyai aktivitas yang padat maka untuk mengikuti latihan, burungnya dipercayakan kepada seseorang untuk melatih dan melombakannya. "Bentuk perhatian saya kepada si 'Arjuna' dengan memberikan konsumsi makanan secara seimbang, pemberian extra fooding. Dikarenakan setiap pagi hingga sore saya bekerja, maka terpaksa memandikan pada sore hari. Dan tidak hanya itu, untuk latihanpun saya percayakan kepada orang kepercayaan," terangnya.
H Arif mengaku kepincut merawat 'Arjuna' karena merupakan burung fighter, suaranya merdu, juga mudah dalam perawatan. Meski, dalam segi biaya perawatan lebih mahal daripada burung-burung kicauan lainnya, namun bukanlah menjadi suatu hambatan baginya. "Saya mendapatkan burung ini kurang lebih beberapa bulan yang lalu. Pemberian nama 'Arjuna' ini mempunyai arti, diharapkan dapat meniru karakteristik tokoh pewayangan tersebut yang gagah perkasa dan disukai kawan dan disegani lawan. Memang benar biaya perawatan lebih mahal daripada burung kicauan lainnya. Biasanya sekitar Rp 150.000/bulan, kalau burung lain berkisar Rp 50.000. Tapi, yang namanya hoby yang tetap saja dilakukan," ujarnya dengan ramah.
Selain 'Arjuna' kebanggaannya, H Arif juga mempunyai andalan lagi yakni burung tledekan. Dan dalam kediamannya juga terdapat tujuh burung berbagai jenis dan tentunya 'berkelas'. Yang terpenting baginya setiap pemilik burung harus memahami setiap karakter burung, sehingga burung merasa nyaman dan mengeluarkan suara yang indah. (ap10)

Nova BF Andalkan 'Cerewet'

DALAL MUSLIMIN
PIALA - Abdul Sholeh dan kedua anaknya saat memegang beberapa piala kejuaraannya.

Nova BF Andalkan 'Cerewet'

BATANG - Nova Bird Farm (Nova BF) milik Abdul Sholeh (54) yang berlamat di Jalan RE Martadinata, Dukuh Pejintenan Kelurahan Karangasem Selatan Gang Tengiri nomor 11 Batang, mengandalkan materi indukan perkutut 'Cerewet' yang sudah memiliki segudang prestasi.
Pak Dul, panggilan akrabnya, menerangkan, jika 'Cerewet' memiliki aliran darah dari indukan betina Elok Bandung dan jantan Leo Bandung. Sehingga memiliki garis keturunan yang jelas serta memiliki kualitas yang tidak diragukan lagi. "Sebelumnya 'Cerewet' menjadi juara 2 dewasa bebas dalam latber Korda Indramayu Jawa Barat pada 2 Oktober 2005," ujarnya.
Pantas saja, jika dengan materi indukan tersebut bisa menghasilkan anakan yang juga menjadi jawara. Seperti anakan yang pertama, pernah juga menjadi juara 3 di Salatiga dan saat berlaga di Batang menjadi juara 1 tahun 2006.
Sementara itu, 'Cerewet' yang memiliki suara khas itu, pernah ditawar orang Indramayu hingga Rp 15 jutaan. Namun demikian, dirinya tidak melepaskannya, karena sudah berencana untuk menjadikannya sebagai indukan unggulan. "Ini tidak saya lepas karena untuk bibit," imbuhnya.
Dikatakan, Nova BF sudah berdiri sudah 5 tahunan kemarin, yang kini memiliki 23 pasang materi indukan. Awal mulanya Pak Dul sudah menyukai perkutut sejak masih di bangku SMA. Selanjutnya, dia menekuni dalam usaha jual beli burung perkutut sekira tahun 1977/1978 di pasar burung Batang.
Kemudian, dia yang asli Rembang itu menetap di Batang karena mempersunting Kholisah yang asli Batang. Dari perkawinannya itu, dikaruniai 3 anak, yakni M Ali Khadafi MA, Lindasari Ningsih dan M Nova Mustofa. "Nah, nama Nova BF itu diambil dari nama anak saya yang ketiga," ungkapnya.
Disamping 'Cerewet', Pak Dul yang juga Ketua Korda P3SI Batang itu, pernah menjuarai iven di Brebes sebagai juara 4 dengan perkututnya yang diberi nama 'Saritoga'. Pernah pula menjadi juara IX Presiden Cup di kelas piyik yunior di Yogyakarta 23-24 Juni 2007. "Yang juara 'Gading Emas' dan sudah dibeli orang Kedungwuni," tambah anaknya M Ali Khadafi yang turut mendampingi Pak Dul. Sementara itu, dalam Kamandaka Cup XXVII, Pak Dul menjadi juara IX untuk Yunior di Purwokerto 2-3 Juli 2005 lalu.
Pak Dul yang berbisnis perkutut itu, mematok harga mulai dari Rp 50 ribuan hingga jutaan per ekornya, untuk kelas rumahan di bandrolnya Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribuan, serta untuk kelas lapangan sekitar 1 jutaan, tergantung dari kualitas suara burung itu sendiri.
Menurutnya, dalam berternak perkutut tidak bisa diprediksi hasil anakannya. Semuanya tergantung keberuntungan saja. "Namun utamakan betina yang bagus, jika anaknya ingin yang bagus," lanjutnya.
Dirinya berharap kepada P3SI Korda Batang agar semakin banyak aktif dengan mengajak anggota-anggota baru untuk melestarikan dan menyayangi perkutut karena kini semakin langka di alam bebas. "Disamping itu yang penting regenerasi. Serta cita-cita memiliki gantangan sendiri yang belum ada," pungkasnya. (dalal)

Selasa, 17 Mei 2011

Tonjolkan Lovebird, Jadi Juara

DALAL MUSLIMIN
JAWARA - Wahyu bersama dengan 'Panser' yang menjadi jawara A.

Tonjolkan Lovebird, Jadi Juara

KEDUNGWUNI - Setelah kerja habis-habisan dengan tonjolan suara lovebird, akhirnya Murai Batu (MB) 'Panser' keluar sebagai jawara A dalam sesi latihan rutin di Paesan Kedungwuni, Jumat (13/5).
Wahyu, pemilik 'Panser' menuturkan jika MB miliknya memberikan tonjolan lovebird sehingga menjadi perhatian juri kala itu. Dia tidak hanya memberi master denga lovebird, tapi juga dengan burung yang lain. "Untuk suara sudah lengkapo, ada master jenggot, kenari, prenjak, cililin hingga air mancur," ujar Wahyu yang tinggal di PEkiringan Alit RT 7 RW 4 Kajen.
Dikatakan, MB yang baru selesai mabung itu masih dalam tahap uji coba untuk mengembalikan staminanya, dengan melatihnya secara rutin. "Ini baru mabung, nanti kalo sudah fit beneran pasti kerjanya lebih lagi," imbuh Wahyu yang berprofesi guru itu.
'Panser' yang sudah berusia tiga tahun itu, lanjutnya, juga baru diasuhnya sekira 2 bulan dengan stelan kroto full dan jangkrik 5 pagi 5 sore, sehingga menjadi gacor. "Kalau mau main 4 hari sebelumnya diumbar, H-1 istirahat masuk kandang," terangnya.
Meski sudah jawara, dia tidak akan cepat-cepat untuk menjualnya jika ada yang berminat, karena 'Panser' masih perlu diperbaiki lagi. "Paling tidak tiga bulan lagi lengkap," pungkasnya. (dal)

Tambah Rukun dengan Istri

WAHYU HIDAYAT
KESAYANGAN - Dani menunjukkan murai salah satu burung kesayangannya.

Tambah Rukun dengan Istri

WIRADESA - Meski hobi memelihara burung merupakan hal baru baginya, namun Dani Wisnu, warga Perumahan Pisma Griya Permai 2 Blok H1 No 9 Wiradesa ini telah merasakan sisi positifnya. Dia merasa, memelihara burung-burung miliknya tak menyita waktu buat keluarga, justru ia merasa kehidupan rumah tangga bersama istrinya bertambah rukun.
"Kata istri saya, daripada saya keluyuran sepulang kerja. Istri juga selalu membantu memberikan pakan kepada burung-burung tersebut," ujarnya. Menurut Dani, tiap pagi hari sang istri membantu memilah-milah kroto sebelum diberikan ke burung. Kemudian, selama setengah jam, bersama-sama turut memandikan burung tersebut.
Dani sendiri memiliki beberapa jenis burung kicauan, antara lain murai batu, pentet, love bird, kenari, dan cucak jenggot. Menurutnya, perawatan burung-burung itu tak begitu sulit. "Ya saya rawat seperti seharusnya," katanya.
Namun, diakui bahwa yang paling membutuhkan perhatian adalah si murai batu. Burung yang dibelinya seharga Rp 1,5 juta tiga bulan lalu ini membutuhkan extra fooding yang lebih dari yang lain. Selain memberikan tiga ekor jangkrik dengan porsi tiga ekor di pagi dan sore hari, kroto satu sendok makan, Dani juga harus menyediakan kandang umbaran bagi murai batunya.
Kandang umbaran berukuran panjang 1,5 meter, dengan lebar dan tinggi 50 cm itu dimaskudkan agar mengkondisikan burung seperti di alam aslinya. "Perawatannya, setiap tiga hari sekali dari sangkar ditaruh di kandang umbaran, dengan sisi-sisinya dikasih tangkringan. Ibaratnya manusia supaya bisa bebas berolahraga agar bugar," katanya.
Menurut Dani, murainya tersebut kini telah berusia 1 tahun, dan sudah ramai ngoceh. Namun, diakuinya ia belum mengikutkan murainya itu untuk ikut lomba. "Masih perlu banyak latihan lagi," timpalnya.
Secara rutin, Dani mengikutkan burungnya itu latihan di pasar burung Wiradesa. Dibeberkan pula, murai batu kesayangannya sudah pernah ditawar orang seharga Rp 2,5 juta, namun belum ia lepaskan. (way)

100 Perkutut, Tidak Sama

DALAL MUSLIMIN
GANTANGKAN - M Nasir, pemilik Sovin Bird Farm (SBF) saat akan menggantangkan burungnya.

100 Perkutut, Tidak Sama
*Sovin BF Andalkan Zamrud

PEKALONGAN - Klau...ketek..ketek..ketek..kuung..., siapa yang tak kenal dengan suara khas burung yang satu ini. Ya, burung perkutut sudah menjadi primadona bagi masyarakat luas di Indonesia, karena merdu suaranya. Bahkan dari 100 perkutut, suaranya tidak akan sama, satu dengan lainnya.
Demikian dikatakan M Nasir, pemilik Sovin Bird Farm (SBF) yang berlamat di Pekuncen nomor 26 RT 1 RW 2 Wiradesa atau sebelah timur SMP 1 Wiradesa Pekalongan, dari jalan raya masuk ke utara sekitar 50 meter. "Seratus burung perkutut tidak sama, ada kelebihan sendiri-sendiri, baik untuk suara depan, tengah dan belakang," ungkapnya membuka obrolan dengan Radar Pekalongan saat berkunjung.
Dijelaskan, jika penilaian suara/anggung perkutut terdiri dari 5 kriteria, yaitu suara depan, suara tengah, suara ujung, irama, dan dasar/latar suara. Suara perkutut dinyatakan berkualitas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut,
suara depan panjang, mengayun, dan bersih. Suara tengah, bertekanan, lengkap, dan jelas. Suara ujung, bulat, panjang, dan mengayun. Dengan irama senggang, lenggang, dan indah.
Sementara memiliki dasar suara tebal, kering, dan bening.
Jika masing-masing kriteria suara itu sempurna, maka setiap subkriteria akan mencapai nilai maksimal 3, 3, 3 menjadi jumlahnya 9 poin. Sehingga total dari kelima kriteria tersebut 9, 9, 9, 9, 9 adalah 45 poin. Dan diberikan tanda bendera koncer 5 warna. "Jika sudah memiliki nilai 9 sebanyak dua, maka bisa saja juara," imbuhnya.
Untuk saat ini, jelasnya, Sovin BF yang sudah berdiri sejak 1985, mengandalkan keturunan dari Zamrud dan Satria, yang sudah memiliki trah juara, seperti di Gunung Jati Cup Cirebon. Jantan Zamrud diambil dari Wik Balero N831, yang merupakan keturunan Leo Starone N3114 dengan Leo Petronin N9615. Sementara betina Zamrud adalah HAM Tiger Wood N403 yang merupakan anakan TKD Virgo Star N1750 dan Leo Master N4171. "Terakhir ini sudah anak tetas ke-20 dan sekarang masih mengeram lagi," terangnya. Salah satu anakan Zamrud yang berprestasi seperti anak ke-9 dengan ring SBF 885 pernah juara hanging 8 di Cirebon, sementara ring SBF N884 pernah juara yunior di Tegal dan Semarang.
Meski begitu, tambahnya, burung perkutut tidak bisa ditebak anakannya, karena semua itu hanya sebatas usaha dari manusia untuk menghasilkan anakan yang bagus dengan metode perkawinan silang. "Anakan perkutut tidak bisa diprediksi. Jadi, main burung kalau mau kaya bisa kaya sekalian, dan jika hancur bisa hancur sekalian," beber Nasir, panggilan akrabnya.
Menurutnya, keberhasilan bisnis ternak perkutut terletak pada usaha perkawinan silang dari indukan yang baik dalam arti memiliki suara yang istimewa atau trah darah yang jelas. Sebab dengan trah yang jelas, maka dapat diperkirakan kualitas anakan yang akan muncul. "Harus pintar nyilang terus. Trah darah dan suara menentukan sekali," ujar pensiunan dari dinas pendidikan tahun 2007 itu.
Disamping itu, agar sukses dalam bisnis itu dirinya menekankan kejujuran sehingga akan memberikan hasil yang tinggi, baik bagi dirinya maupun bagi pembeli lain. "Selama ini berkah alhamdulillah, bisnis perkutut yang penting jujur, terbuka dan apa adanya," terangnya.
M Nasir sebelum menjadi penghobi perkutut, pernah bermain dan ternak burung ocehan, namun semua itu tidak berlangsung lama karena tidak begitu berhasil. "Cucakrawa pernah ternak, tapi kurang dan ribet pakannya. Tidak seperti perkutut yang mudah perawatan dan pakannya," lanjutnya.
Selain itu, imbuhnya, beternak perkutut selain memiliki manfaat bisnis, juga memberikan banyak manfaat lain, seperti banyak teman dari berbagai kalangan masyarakat dan menjalin silaturahmi kung mania yang tergabung dalam Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI), khususnya Koordinator Daerah (Korda) Pekalongan.
SBF sendiri menawarkan burung perkututnya mulai dari kisaran Rp 60 ribu, hingga yang juara mencapai Rp 5 jutaan. Bahkan pernah sepasang perkututnya dilepas kepada orang Jakarta, Drs Sunardu seharga Rp 7,5 juta yang memiliki trah juara 1 di Pekalongan tahun 2003.
Dari bisnis perkututnya, M Nasir dan istrinya Sofiah yang dikaruniai dua anak, dapat menyekolahkan anaknya, yakni Fina Yuni Fajriyatin yang lulus STAN tahun 2006 kini bekerja di Depkeu Jakarta, dan Fiqih Naila Fikar yang duduk di kelas 11 IPA1 SMA 1 Wiradesa. "Anak pertama kuliah di STAN, sedangkan anak kedua masih di SMA Wiradesa," imbuhnya.
Dirinya berharap, agar P3SI Korda Pekalongan semakin maju dengan sering mengagendakan latihan berhadiah yang bisa dijangkau kung mania. "Kira-kira pendaftaran Rp 30 ribu untuk meramaikan perkutut, agar guyub dan banyak pecinta perkutut yang gabung," harapnya. Disamping itu, imbuhnya, P3SI semoga bisa memotivasi pecinta perkutut agar semakin ramai lagi dengan merangkul pecinta perkutut agar aktif ke lapangan untuk latihan. (dalal)

Selasa, 10 Mei 2011

'Magdalena' Ngerol Abis

DALAL MUSLIMIN
NGEROL - Tledekan 'Magdalena' tampil ngerol abis di gantangan dan keluar sebagai jawara A.

'Magdalena' Ngerol Abis

KEDUNGWUNI - Mengusung stelan master dari colibri, menjadikan Tledekan 'Magdalena' yang satu ini bisa ngerol abis dari pertama kali digantang hingga turun gantangan. Bisa dipastikan, dia menjadi jawara A dari yang lainnya di Paesan Kedungwuni, Jumat (6/5).
"Stelan masternya colibri," ujar Faruq Avero sang pemilik asal Podosugih Kota Pekalongan. Dia sudah merawat 'Magdalena' yang berumur sekitar 3 tahunan ini, sekira 3 bulanan.
Suara 'Magdalena' dan gaya tarungnya yang khas mampu menarik perhatian pengunjung dan tim juri, sehingga beberapa orang juga sudah bisa menilai, jika 'Magdalena' akan keluar sebagai juara saat itu. Ternyata benar, begitu waktu gantang usai, dia menjadi juara A.
Dikatakan, jika dirinya memberikan stelan makan harian dengan kroto, namun tetap diberikan sedikit voor untuk menjaga stamina sehari-hari ataupun ketika akan tampil. "Ulat bumbung jika akan main," imbuhnya.
'Magdalena' yang tampil ngerol abis itu akan dilepasnya jika ada yang berminat, tentunya dengan harga yang pas. "Saya lepas Rp 3 juta," pungkasnya. (dal)

Ternak Perkutut Relatif Mudah

DALAL MUSLIMIN
BERFOTO - Pengurus Perkutut Mas Bird Farm (PM BF) saat berfoto bersama didepan penangkarannya, dari kiri ke kanan
Yusuf Wibisono, Zaenal Abidin, dan Kuswono.

Ternak Perkutut Relatif Mudah
*PM BF Andalkan Teori Probabilitas

KEDUNGWUNI - Menangkarkan burung perkutut dinilai relatif mudah dilakukan, karena burung yang satu ini memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan tahan terhadap penyakit yang menyerang. Sehingga dapat dipastikan para penangkar perkutut, selain akan memperoleh anakan perkutut yang baik, juga melalui ternak perkutut ini akan memberikan pendapatan bisnis yang cukup menjanjikan.
Seperti yang sudah dijalankan oleh Yusuf Wibisono (46) dengan mendirikan Perkutut Mas Bird Farm (PM BF) ini. "Ternak perkutut relatif mudah, karena tidak mudah diserang penyakit dan tahan serta memiliki suara yang indah dari lainnya," ujar Yusuf yang didampingi Kuswono yang dipercaya mengurusi perkututnya.
Dikatakan, jika sebelum menggeluti perkutut dirinya merupakan pecinta burung ocehan berat. Namun seiring berjalannya waktu kemudian dia jatuh hati dengan merdunya anggungan suara perkutut. Karena menurutnya, pecinta ocehan jika sudah mentok dan bosan akan beralih memelihara perkutut yang relatif mudah itu. "Dulu saya pecinta ocehan berat yang selanjutnya berpindah ke perkutut. Sebab pada dasarnya, setiap penghobi burung berat pada akhirnya akan berakhir di perkutut karena suaranya yang lebih indah," tukasnya.
PM BF memiliki beberapa pusat penangkaran di beberapa daerah di Pekalongan, seperti di Pekajangan Gang 15 nomor 28 terdapat 65 sangkar, di Pisma Asri B2 nomor 39 terdapat 20 sangkar, di Paesan Selatan nomor 91 juga terdapat 20 sangkar. Selain itu juga terdapat sangkar yang ada di Mranggen Semarang sebanyak 6 unit. Dengan jumlah yang mencapai 111 sangkar itu, per bulan rata-rata menghabiskan pakan hingga 25 kilogram, sehingga menjadikan PM BF memungkinkan untuk menghasilkan anakan yang banyak dan bervariatif. "Saya ternak mulai tahun 2000 yang awalnya langsung 24 kandang secara bertahap, dan pada 2004 langsung menjadi 65 unit dan bertambah terus hingga sekarang," tutur Yusuf yang asli Pekalongan dan kini berdomisili di Mranggen dan seminggu sekali ke Pekalongan.
Dirinya sengaja membuat ratusan sangkar untuk penangkaran dengan dasar menggunakan teori probabilitas atau teori kemungkinan dan peluang. Sehingga dengan semakin banyak kandang dan indukan, diharapkan dapat lebih produktif dan efektif. Meski begitu, pihaknya tidak sembarangan dalam mencari indukan, agar anakan yang dihasilkan memiliki kualitas suara yang tinggi. "Dengan begini tentunya lebih besar untuk menghasilkan burung yang bagus," ujarnya. Meskipun, imbuhnya, tidak ada standarisasi burung yang bagus seperti apa. "Caranya melalui perkawinan silang untuk menghasilkan anakan berkualitas, namun ini juga ada istilah nasib juga. Sebab belum tentu juga, indukan yang bagus akan langsung menghasilkan anakan yang bagus. Yang penting kita harus berani riset dan jeli pilih indukan," bebernya.
Yusuf memberikan tekhnik awal kepada penggemar yang tertarik untuk menangkarkan perkutut, agar bisa menghasilkan anakan perkutut yang berkualitas. "Pilih indukan yang tepat menurut insting masing-masing, karena tidak ada standarisasi burung yang bagus," jelasnya. Tentunya, ketajaman insting itu perlu dilatih dengan berdasarkan pengalaman juga, baik dengan praktik sendiri atau bertanya kepada para penangkar perkutut yang sudah lama menekuninya. Selanjutnya, mengetahui metode inbrid dan linebrid yang akan menghasilkan perkutut jawara. "Intinya perkawinan pada burung, itupun tergantung nasib juga. Sebab tidak ada yang ahli dalam ternak, semua kuasa Allah," tambahnya.
Untuk itu dengan teori probabilitas lah, dia mecoba menghasilkan perkutut yang bagus suaranya. Dengan asumsi anakan yang dihasilkan dari ratusan sangkar tetap memiliki nilai sendiri di pasaran. "Senasib-nasib perkutut, dari unsur bisnis masih untung. Sebab sejelek apapun itu masih bisa dijual di pasaran dari harga Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribuan," kata dia yang sudah memiliki pangsa pasar di beberapa kota besar, seperti Semarang, Purwodadi, Jakarta hingga Lampung, serta pernah perkututnya yang bernama 'Piko' dibeli orang Semarang seharga Rp 5 juta dan dari sangkar 'Bumerang' laku Rp 15 juta yang dibeli orang Indramayu Jawa Barat. "Tapi saya low profile saja dan tidak gembar-gembor perkutut ini bagus, biar mereka mengamati sendiri di kandang," lanjutnya.
Dirinya yang low profile mengibaratkan diri seperti baru lulus TK dan baru masuk SD dalam hal menangkarkan perkutut, sehingga masih perlu banyak belajar tentang perkutut kepada orang lain yang paham perkutut. Meski begitu, pihaknya memberikan materi indukan yang berkualitas berasal dari MTG milik H Gunawan yang asli Pekalongan dan tinggal di Bekasi. "Indukan rata-rata bagus karena sudah dirombak total dengan materi darah baru dan bisa dihandalkan dari materi MTG,".
Bagi anda yang berminat bisa kesana dan akan dibimbing oleh Kuswono, Shocheb dan Zaenal Abidin yang dipercaya mengurusi perkututnya sehari-hari. "Kami siap kedatangan teman-teman kung yang akan belajar briding bersama, dengan harga perkutut yang tidak mahal dari perkutut rumahan, lapangan hingga indukan," ujar Kusworo. (dalal)

'Ponari' Genjot Non Stop

DALAL MUSLIMIN
NON STOP - Kacer 'Ponari' mampu bermain di gantangan secara non stop hingga turun gantangan.

'Ponari' Genjot Non Stop

KEDUNGWUNI - Di kelas Kacer, burung yang diberi nama 'Ponari' mampu menggenjot non stop saat di gantangan hingga usai. Secara otomatis dia keluar sebagai juara A dalam sesi latihan rutin di Paesan Kedungwuni, Jumat (6/5).
Abil, sang empunya mengatakan, jika 'Ponari' baru pertama kalinya mengikuti sesi latihan, namun sudah berani ngotot untuk bersaing dengan yang lainnya di gantangan. "Meski baru perdana, sudah menjadi juara," ujarnya yang berlamat di Paesan belakang MI 1 Kedungwuni.
Ditambahkan, jika dirinya baru dua bulan ini merawat 'Ponari', yang diperolehnya dari temannya. Ditambah dengan stelan isian burung seperti cucak jenggot, love bird dan sesekali keluar murai, menjadikan kacer ini mampu menarik tim juri untuk lebih memperhatikannya.
Sedangkan untuk pakan, imbuhnya, 'Ponari' memiliki stelan jangkrik pagi 3 sore 2, serta kroto setiap hari Jumat saja menjelang sesi latihan atau pertandingan. "Umurnya kurang lebih dua tahunan, jadi masih muda. Kalaupun ada yang berminat belum saya lepas karena masih senang dan baru menjadi juara," lanjutnya.
Untuk menjadikan kacernya gacor dan non stop, dia melakukan penjemuran setiap harinya mulai pukul 08.00-11.00 wib. Sehingga menjadikan 'Ponari' dalam keadaan fit dan siap tanding selalu. (dal)

Tampil Perdana Langsung Juara

DALAL MUSLIMIN
BERFOTO - Nanik dan Anis Merah 'Sarkali' berfoto usai latihan.

Tampil Perdana Langsung Juara

KEDUNGWUNI - Meskipun tampil perdana Anis Merah (AM) 'Sarkali' mampu menjadi juara A dalam latihan berhadiah di Paesan Kedungwuni, Jumat (6/5).
AM milik Nanik asal Logaten Rt 07 Rowokembu Wonopringgo ini bisa menjadi jawara, karena mampu tampil maksimal, hingga teler sebagai salah satu khas AM saat digantang. "Tadi sampai teler dan doyong serta bersuara kencang," katanya.
Dikatakan, AM miliknya mampu nyerocos digantangan dengan suara masternya cililin dan love bird, sehingga pantas juri pun langsung melirik si 'Sarkali' itu. Dirinya sudah merawat AM umuran sekira satu tahun lebih itu, kurang lebih empat bulanan sehingga dia dapat memahami karakter burung itu. "Setelan jangkrik 2 pagi 2 sore, cacing tanah 2 minggu sekali saat pagi," imbuhnya. Sementara untuk latihan lainnya, dirinya coba melakukan penjemuran rutin 1 jam serta mandi sekali setiap sore.
Nanik menuturkan, dia suka dengan AM sebagai burung favoritnya, karena AM memiliki gaya khas ketika berada di lapangan yakni teler, sehingga terkesan unik dan menarik. Selain itu, dia juga spesialis memelihara AM hingga 15 tahunan. "AM paling gampang dan tidak bagong seperti lainnya, pakan juga standar. Dirumah ada tujuh ekor AM," terangnya.
'Sarkali' yang sudah juara itu tentunya menarik para penghobi kicauan, bagaimana jika ada yang akan membelinya. "Masih kutahan terus dan belum kulepas, sebab burung yang baru dapat dari Batang ini memiliki prospek yang bagus," pungkasnya. (dal)

Senin, 09 Mei 2011

Meski Latihan, Tetap Ramai

DALAL MUSLIMIN
RAMAI - Meskipun hanya latihan rutin, namun penghobi kicau semakin ramai saja.

Meski Latihan, Tetap Ramai

KEDUNGWUNI - Semarak latihan para penghobi burung kicauan semakin ramai saja di Paesan Kedungwuni, Jumat (29/4). Hal itu juga terkait maraknya lomba di berbagai wilayah yang juga menjadikan motivasi tersendiri para maniak burung untuk menjadikan burung kesayangannya menjadi juara.
Salah satunya Helwy, warga Ambokembang Kedungwuni yang baru pertama kalinya mengikuti latihan tersebut. Dia bersama kawannya membawa burung Cucak Ijo yang baru dibelinya dari Yogyakarta. Meski masih baru, namun burung itu sudah mulai bersuara di gantangan. "Saya baru pertama kali ini mengikuti latihan di Kedungwuni," ujarnya.
Dikatakan, burungnya baru saja dibeli dengan harga Rp 800 ribu dan sudah memiliki kicauan standar Cucak Ijo yang khas. Mental burungnya juga sudah sedikit tertata, terlihat saat digantang, sang burung tenang saja menghadapi lawannya yang sudah gacor dan nyerocos terus. "Burungnya sudah agak tenang, cuma belum begitu terbentuk mentalnya," lanjutnya.
Selain itu, imbuhnya, burungnya juga baru selesai mabung, sehingga belum begitu ngotot untuk menyerang lawannya dengan suara khasnya. Sebab, biasanya burung yang baru selesai mabung ini, disimpan terlebih dahulu untuk dalam beberapa bulan memperbaiki bulunya yang baru saja rontok. "Ini baru selesai mabung, lihat saja bulunya," ujar Helwy yang kini tinggal ditempat istrinya di Pangkah.
Selain Cucak Ijo, dirinya juga memiliki beberapa burung di rumahnya seperti Kacer, Trocok dan lain sebagainya. Meski begitu, dia mengaku baru melihat-lihat iven latihan tersebut. Rencananya dia akan mengikutsertakan burung lainnya jika sudah tahu tata caranya dalam latihan. "Kalau sudah tahu, nanti akan kubawa dalam latihan," ungkapnya tenang.
Dalam latihan itu, tambahnya, biaya pendaftaran hanya Rp 10 ribu, sehingga dirasa cukup terjangkau baginya untuk mengikutsertakan burung favorit kedalam latihan.
Tentunya, latihan itu akan memberikan efek positif bagi burung dan para pecintanya, karena burung akan semakin kuat mentalnya dalam menghadapi iven lomba. Disamping itu, pemiliknya akan semakin berambah teman dan sahabat sesama pecinta burung. (dal)

Perkutut Tunjukkan Wibawa Pemiliknya

MUHAMMAD FAHMI B
KESAYANGAN - H Saiful Anwar dan pegawainya saat memberikan makan kepada perkutut kesayangan di atas mobil antiknya.

Perkutut Tunjukkan Wibawa Pemiliknya

PEKALONGAN - Bagi pecinta burung perkutut atau kung mania, pasti sudah banyak mengerti mengapa lebih memilih memelihara perkutut bila dibandingkan burung kicauan. Salah satunya, dengan memelihara hewan bersuara khas dan merdu tersebut, maka akan menunjukkan wibawa tersendiri bagi sang pemiliknya.
Hal ini diakui oleh salah seorang kung mania, H Saiful Anwar (33) warga Jalan Ki Hajar Dewantara Gang 19 Kelurahan Landungsari. Menurutnya, dengan memelihara burung perkutut maka secara otomotis akan memperlihatkan kewibawaan dirinya. Sekarang ini dia memiliki belasan burung perkutut dari jenis lokal maupun bangkok, yang secara rutin dirawatnya dengan dibantu oleh pegawainya.
"Saya mulai jatuh hati pada burung perkutut sejak tahun 2000 silam, mulanya hanya punya tiga ekor saja, namun tak berapa lama terus menambah hingga 12 ekor. Gimana ya mas, bagi saya dengan memelihara perkutut itu sebuah kebanggaan, klangenan sekaligus sebuah kewibawaan," tegasnya.
Selain itu, tambah Haji Ipul panggilan akrabnya, memelihara perkutut lebih mudah daripada memelihara burung berjenis ocehan. Sebab burung perkutut bisa dikatakan burung yang 'tahan banting' dan memiliki daya tahan tubuh prima yang akan membuat hati pemiliknya merasa tenang dan damai.
"Mudah dan murah dalam perawatan. Bila dibandingkan dengan burung ocehan yang setiap hari harus dilakukan kontrol serta pakan yang harus baru, maka perkutut lain. Bagi kebanyakan orang, asal tempat pakan dan tempat minum selalu terisi maka perkutut tidak akan membikin repot," terangnya lebih lanjut.
Meski mudah dalam perawatan, Haji Ipul tidak serta meremehkannya. Dirinya dengan hati-hati dan teliti merawat satu persatu burung perkutut miliknya. Tentunya dengan sentuhan 'tangan dinginnya', perkutut itu dirawat setiap harinya. "Meski mudah perawatan, tapi saya sangat detail dalam memeliharanya. Misalkan, ketika perkutut tampak sedikit sakit saya beri jahe. Sementara untuk menambahkan rasa hangat diberikan merica," ungkapnya memberikan salah satu tipsnya.
Sementara bagi kung mania, Haji Ipul memberikan beberapa tips agar perkutut dapat terus bernyanyi dan sehat selalu. Diantaranya dimandikan paling lama setengah bulan sekali, dua hari sekali dijemur paling lama dua jam.
"Untuk suara bagus dan plong maka diberi mrica satu butir sesudah dimandikan. Atau dengan memberikan suplemen yang banyak terdapat dipasaran. Jangan khawatir waktu memegang perkutut menjadi perkutut stres, dengan dipegang dan disayang perkutut tersebut akan lebih nurut sehingga akan sayang juga dengan empunya," pungkas pria bersarung tersebut. (ap10)

Berkah Tersendiri dari Lomba Kliwonan

DALAL MUSLIMIN
BERKAH - Pemuda sekitar mendapat berkah tersendiri dari arena parkir yang disediakan dalam lomba.

Berkah Tersendiri dari Lomba Kliwonan
*Area Parkir Dipenuhi oleh Maniak Burung Kicauan

Ada berkah tersendiri bagi sebagian orang saat gelaran Lomba Kliwonan di Paesan Utara Kedungwuni. Salah satunya, yakni lahan parkir yang ada dipenuhi oleh para pengunjung, baik peserta lomba atau para penonton. Seperti apa?

LAPORAN : DALAL MUSLIMIN
DARI: KEDUNGWUNI

LOMBA burung Kliwonan di Paesan Kedungwuni berlangsung meriah, Jumat (22/4) yang lalu. Ratusan maniak burung berkicau hadir dengan membawa burung andalan masing-masing. Mereka bersorak-sorak memberikan semangat burung kesayangannya, layaknya suporter suatu pertandingan olahraga.
Kehadiran mereka dalam gelaran lomba tersebut tentunya tidak terlepas dari alat transportasi yang mereka kendarai. Dari sepeda, sepeda motor hingga mobil, berjajar di area kebun yang disulap menjadi lahan parkir. Dengan begitu, para pengunjung dan peserta lomba bisa menitipkan kendaraannya secara lebih nyaman tanpa rasa khawatir, karena sudah ada penjaganya.
Heri, salah satu penjaga parkir itu mengatakan dalam setiap iven baik lomba maupun latihan, mereka membagi tim kerja tersendiri untuk mengamankan lokasi parkir tersebut. Dengan begitu, penjagaan parkir akan menjadi lebih terkoordinir dengan baik. "Penjaga parkir saat ini biasanya dibagi dalam dua tim yang satu timnya terdiri dari empat orang, koordinatornya mas Irul," jelasnya.
Dengan pembagian kerja seperti itu, maka dapat dipastikan akan lebih terpantau kendaraan yang ada di area parkir. Seperti pada umumnya parkiran, pihaknya melengkapi para penjaga parkir dengan peluit dan nomor parkir. Hal itu untuk mengantisipasi jika terdapat hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kehilangan. "Kalau ada yang hilang, bisa-bisa mengganti mas," lanjutnya.
Dalam kesempatan lomba tersebut, yang digelar setiap Jumat Kliwon, pihaknya memberikan tarif khusus sepeda motor Rp 2.000 sedangkan saat latihan biasa hanya Rp 1.000. Tentunya, itu menjadi berkah tersendiri baginya dan teman-teman yang menjaga parkir, dengan pendapatan yang diperolehnya itu. "Kalau lomba kliwonan bisa seratusan lebih jumlah motor dan mobil yang di parkir," ungkap Heri bersemangat.
Namun, lanjutnya, jika pada latihan biasa tidak mencapai ratusan kendaraan yang terparkir, karena hanya puluhan saja. "Kalau latihan rutin, paling sekitar tiga puluh hingga empat puluhan saja," tambahnya.
Berapapun itu, yang jelas dengan semaraknya latihan dan lomba burung kicauan itu, menjadi berkah tersendiri bagi sebagian orang untuk mencari rezeki yang halal. Seperti dengan adanya lahan parkir itu. Semoga saja, latihan dan lomba burung yang ada di Pekalongan bisa lebih semarak dan penuh semangat. Apalagi jika kegiatan itu juga didukung oleh pemerintah daerah setempat. (*)

'Musafir' Tak Mau Kalah

DALAL MUSLIMIN

TAK KALAH - 'Musafir' juga tak mau kalah dengan lainnya.

'Musafir' Tak Mau Kalah

KEDUNGWUNI - Cucak Jenggot 'Musafir' tak mau kalah dengan rekannya yang juara pertama. Meski hanya berada di urutan kedua, 'Musafir' berani menunjukkan eksplorasi suara dan gayanya saat digantangan Paesan.
Budi, sang perawat burung meungkapkan, jika 'Musafir' keluar sebagai juara 2 di kelas Bintang dengan hentakan love bird dan cililin saja. "Burung ini milik Didik dari Deeties Motor Kranji Kedungwuni," ujarnya.
Dengan gaya lincahnya, sang burung menari dan menembakkan suara masternya hingga keluar sebagai juara 2. Setelah turun dari gantangan, 'Musafir' yang sudah ditawar Rp 2 juta, namun belum diberikan, kembali digantang di kelas Favorit dan hanya menembus juara 3 saja. "Saya inginnya Rp 5 jutaan," imbuhnya.
Jenggotnya setiap harinya hanya diberikan 1 ekor jangkrik pagi sore, plus mandi setiap pagi dan sore, dengan tambahan buah pisang, sehingga menjadi lebih siap menghadapi iven lomba. "Menjelang lomba saya tambah kroto dan buah apel," kata Budi. (dal)

Jadi Juara, Harga Tinggi

DALAL MUSLIMIN
JUARA - "Gundala" menjadi juara MB dalam lomba di Paesan Kedungwuni.

Jadi Juara, Harga Tinggi

KEDUNGWUNI - Setiap burung yang menjadi juara dalam suatu lomba, dipastikan harganya menjadi melambung tinggi. Selain memiliki kualitas suara yang sudah teruji, burung juga sudah memiliki pengalaman dalam gantangan. Salah satunya, Murai Batu (MB) milik Abtori dari Gang Bakso Sahabat Capgawen Kedungwuni.
"Kalau sudah jadi juara, harganya menjadi tinggi. Ini Rp 10 juta," ujar Abtori sambil melihat MB juaranya.
MB yang diberi nama "Gundala" itu, menjadi juara dalam lomba Kliwonan di Paesan Kedungwuni, Jumat (22/4) kemarin. MB-nya memiliki suara tembakan khusus dari cililin yang menjadi masternya. "Gundala memiliki tembakan cililin sap tiga," jelasnya bangga.
Dirinya, sudah merawat "Gundala" sekitar setengah tahunan, sehingga mengetahui suara-suara emasnya yang biasa digunakan dalam setiap lomba. "Ini saya master dengan isian cililin, prenjak betina, love bird dan jenggot," lanjutnya.
Dikatakan, jika dirinya memperoleh MB itu dari Jakarta yang sudah memiliki kemampuan tersendiri. Setiap harinya, dia memberikan pakan khusus kepada MB-nya dengan kroto setiap harinya. "Stelannya jangkrik 2 ekor pagi sore. Jika mau tanding tambah ulat hongkong 3 ekor. Sementara untuk harian kroto, tanpa voor," bebernya.
Ditambahkan, jika Abtori sudah terbiasa memelihara dan merawat burung dari jenis Murai Batu, sehingga menjadi lebih berpengalaman dalam memilih MB yang handal. "MB Marisa itu pernah saya rawat, Pakubumi juga," pungkasnya. (dal)

Kliwonan Meriah

DALAL MUSLIMIN

RAMAI - Lomba burng Kliwonan berlangsung ramai dan seru.

Kliwonan Meriah

KEDUNGWUNI - Lomba burung Kliwonan di Paesan Kedungwuni berlangsung meriah, Jumat (22/4). Ratusan mania burung berkicau hadir dengan membawa burung andalan masing-masing. Mereka bersorak-sorak memberikan semangat burung kesayangannya, layaknya suporter pertandingan olahraga.
M Dzikron, Ketua Penyelenggara menuturkan, jika lomba kali cukup ramai dan dihadiri pecinta burung dari beragam daerah. Baik kabupaten maupun Kota Pekalongan dan sekitarnya. "Sudah ramai dari pagi," ujarnya.
Kali ini peserta memperebutkan tiga kelas. Mulai dari Mega Bintang, Bintang dan Favorit. Masing-masing dengan pendaftaran mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu.
Untuk kelas Mega Bintang terdapat beberapa kelas burung, seperti Anis Merah, Cucak Hijau, Kacer, Murai Batu, Pentet dan Tledekan. Di kelas Bintang, ada Anis Merah, Cucak Hijau, Kacer, Murai Batu, Pentet dan Cucak Jenggot. Sedangkan kelas Favorit, Anis Merah, Cucak Hijau, Kacer, Pentet, Tledekan, Cucak Jenggot, Kenari dan Love Bird.
Tentunya, dengan ragam kelas tersebut menjadikan penghobi kicau burung semakin bersemangat untuk mempertunjukkan keindahan variasi suara burung itu sendiri. Selain itu, lomba itu juga menjadi ajang saling bertukar informasi seputar burung kicauan. (dal)

'Sonic' dr Heru Juara 1

DALAL MUSLIMIN

JUARA - Philip bersama Cucak Jenggot "Sonic" yang menjadi juara A di kelasnya.

'Sonic' dr Heru Juara 1

PEKALONGAN - Burung Cucak Jenggot milik dr Heru yang ebralamat di Jalan Patriot nomor 5 Kota Pekalongan, keluar menjadi juara pertama dalam lomba burung kliwonan di Paesan Kedungwuni, Jumat (22/4).
Burung yang diberi nama 'Sonic' itu mengandalkan isian suara cililin dan prenjak betina, sehingga dewan juri menyorot burung yang satu ini.
Philip, perawat 'Sonic' menuturkan, jika dirinya dipercaya oleh dr Heru untuk merawat dan melatih Jenggot miliknya. Dengan sering diberikan latihan rutin, akhirnya ketika lomba 'Sonic' mampu menjadi burung unggulan. "Untuk menjadi juara, yang penting rutin latihan mental," ujarnya.
Cucak Jenggot atau yang memiliki nama latin Alophoxius Bres (Grey-Cheeked bulbul dalam bahasa Inggris) merupakan keluarga dari Pycnonotidae. Burung pemakan buah ini memiliki suara besetan yang cukup khas dan sering disertai dengan tembakan, baik itu cucak jenggot jantan maupun cucak jenggot betina. Meski oleh sebagian kicau mania cucak jenggot sering di anggap sebagai burung master, namun dalam perkembanganya, cucak jenggot bisa juga dijadikan sebagai maskot dan bahkan dimaster oleh burung lain, terutama cucak jenggot jantan.
Dirinya tidak tanggung-tanggung memberikan extra food kepada burung kesayangannya dengan jangkrik hingga 40 ekor per hari. "20 pagi, 10 siang dan 10 sore," jelasnya. Disamping itu, ketika akan tampil lomba ditambah kroto.
Setelah jadi juara, tentunya burung menjadi tinggi harganya. "Ini harganya bisa mencapai Rp 15 jutaan," pungkasnya. (dal)

Tak Rugi, Ternak Perkutut

DALAL MUSLIMIN
PENANGKARAN - H Subhan Zein saat berada di lokasi kandang penangkaran perkututnya.

Tak Rugi, Ternak Perkutut

PEKALONGAN - Bagi H Subhan Zein (56), berternak Burung Perkutut secara financial tidak menimbulkan kerugian, karena perkutut selain memiliki pangsa pasar yang luas juga memiliki nilai harga yang tinggi.
"Secara financial, tidak rugi ternak perkutut," begitu terang H Subhan Zein saat Radar bertandang ke rumahnya, di Jalan Jenderal Sudirman Gang Asoka nomor 13B Podosugih.
Dijelaskan, bagi para pemula yang ingin melestarikan Perkutut bisa mengawali dengan membeli sepasang Perkutut yang sudah berjodoh, sehingga lebih mudah dalam proses pengembangbiakannya.
Dicontohkan, dengan membeli sepasang Perkutut seharga Rp 300 ribu saja, maka dalam kondisi stabil, burung anggungan ini mampu menetaskan dua pasang anakan dalam sebulan. Nah, jika tiga bulan maka akan menghasilkan anakan enam ekor. "Jika dijual di pasar burung, harganya bisa mencapai Rp 50 ribuan. Maka dari 50 ribu dikalikan 6 hasilnya Rp 300 ribu, sehingga modal awal untuk perkututnya sudah kembali. Tinggal cari untuk pakan dan kandang saja," terangnya.
Menurutnya, pakan untuk perkutut cukup hemat dan tidak boros seperti burung lainnya. Hanya dengan campuran biji-bijian seperti millet, jewawut, gabah, ketan hitam, dan kacang hijau, maka Perkutut bisa menghasilkan anakan yang baik.
H Subhan Zein, yang juga Ketua Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Koordinator Daerah (Korda) Pekalongan memberikan saran, bagi para pemula yang ingin berternak Perkutut, jangan terlalu bernafsu dulu. Pertama coba dengan membuat dua kandang saja, dan membeli burung yang sudah jodoh untuk sekadar pindah kandang saja. Sehingga lebih mudah dalam menangkarkan. "Jangan lihat kualitas dulu, yang penting bisa beranak dan terjual. Uangnya terkumpul dan selanjutnya bisa beli indukan yang bagus. Setelah berhasil, tak perlu lagi jual ke pasar, sebab jika sudah terkenal ada saj rezeki yang datang. Semua sudah ada yang mengatur," bebernya sambil tersenyum lebar.
H Subhan Zein memiliki kandang penangkaran yang diberi nama Citra Nuansa Suara Bird Farm (CNS BF) dan berdiri sejak 1999 ini, sudah menghasilkan ribuan anakan Perkutut dan sudah dipasarkannya ke beberapa wilayah. "Saat ini Pekutut yang aktif diternakkan ada 12 pasang saja, dan ada sekitar lima puluhan ekor burung," lanjut H Subhan yang sehari-harinya sibuk di KUD Makaryo Mino Pekalongan.
Dari hasil penangkarannya, suami dari Hj Mumtaza itu, tentunya sudah menghasilkan ratusan juta lebih dari burungnya. Untuk sepasangnya dia menjual sekitar Rp 250 ribuan hingga jutaan. Bahkan perkutut betina miliknya, yang dibeli orang Jakarta pernah dibayar oleh orang Kebumen seharga Rp 25 juta. Sementara perkutut juaranya yang bernama Dany Pedrosa, anakan dari Leo Virgo dengan Wik Rumba, dibayar orang seharga Rp 12,5 juta. Pedrosa yang lahir pada 7 Juni 2007 itu, pernah juara I di Pekajangan Cup, Juara III di Gunung Jati Cup Cirebon.
Disamping itu, pernah juga ada teman dari Madiun, yang memborong 9 ekor burung seharga Rp 12 juta.
Untuk saat ini, bapak yang dikaruniai 5 orang anak itu, memiliki Perkutut andalan yang bernama Fernando yang masih berumur 5 bulanan, anakan dari Makita Dewata dengan CNS. Selain itu ada pula, Orlando yang masih sekitar 7 bulanan. "Semua ini saya persiapkan untuk lomba perkutut di Brebes dalam waktu dekat," pungkasnya. (dalal)


Nama : H Subhan Zein (56)
Alamat : Jalan Jenderal Sudirman Gang Asoka nomor 13B Podosugih
Penangkaran : Citra Nuansa Suara Bird Farm (CNS BF),
Berdiri : 1999
Jabatan : Ketua Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI)Koordinator Daerah (Korda) Pekalongan

Burung Pentet Masih Ngetrend

MUHAMMAD FAHMI B
RAMAI - Pasar Burung Podosugih terlihat ramai oleh pengunjung.

Burung Pentet Masih Ngetrend

PEKALONGAN - Merdunya kicauan Burung Pentet menjadikan burung yang satu ini menjadi trend nomor wahid bagi para penghoby burung kicauan. Tak ayal masyarakat Kota Batik sekarang ini rajin berburu untuk mendapatkan atau membeli burung berbuntut panjang tersebut.
Salah satu pedagang burung di Pasar Podosugih saat ditemui Radar, Jumat (15/4) siang, Aden mengungkapkan sekarang ini masyarakat Kota Batik sedang condong ke arah Burung Pentet. Hal tersebut dikarenakan penyuka burung itu, semakin meningkat dan bertambah.
"Sekarang ini trend masyarakat menyukai burung pentet. Burung itu semakin dilirik karena sering mengikuti lomba-lomba atau kontes-kontes. Untuk perawatannya pun saya anggap mudah bila dibandingkan dengan burung-burung kicauan lainnya," tandasnya.
Ketika disinggung mengenai trend burung pentet mempengaruhi harga, maka Aden mengatakan selama ini belum ada kenaikan harga secara signifikan atau dengan kata lain masih stabil. Jumlah dipasaran juga masih banyak. Untuk harga burung pentet yang sudah gacor mencapai Rp 700.000 - Rp 1 juta.
"Harganya masih stabil kok, kalau memang sudah jadi alias bocor alias gacor bisa mencapai hingga jutaan bahkan belasan juta. Namun di tempat saya harga masih terjangkau mencapai Rp 700.000 hingga Rp 1 juta. Sedangkan untuk bakalan burung pentet saya patok harga Rp 50.000 saja," jelasnya.
Aden menambahkan untuk memelihara dan sekaligus membuat Burung Pentet yang masih bakalan menjadi Pentet unggulan tidak perlu waktu yang lama, hanya sekitar 2-3 bulan. Namun memerlukan trik-trik khusus bagi para pemiliknya. "Sebenarnya mudah saja, untuk menciptakan Burung Pentet menjadi burung kualitas juara. Caranya dengan memberikan pakan dan memberikan nutrisi yang terbaik dan bergizi. Dengan begitu burung menjadi sehat dan tidak rentan terhadap penyakit. Yang penting telaten saja memelihara burung," ujarnya.
Keramaian pasar burung Podosugih ternyata tidak diimbangi dengan perbaikan sarana dan prasana yang menunjang. Hal ini membuat pedagang maupun pengunjung merasa tidak nyaman. Salah satu pengunjung yang enggan dikorankan mengaku untuk masuk atau melintas harus sangat hati-hati, pasalnya disamping becek juga pemandangan menjadi kumuh. (ap10)

'Hitler' Tonjolkan Gereja Kawin

DALAL MUSLIMIN

JUARA - Cahyo bersama 'Hitler' yang menjadi juara dalam sesi latihan.

'Hitler' Tonjolkan Gereja Kawin

KEDUNGWUNI - 'Hitler', nama Burung Pentet milik Cahyo menjadi juara A dalam sesi latihan di Paesan Kedungwuni, Jumat (15/4) kemarin dengan suara tonjolan Gereja Kawin yang menarik.
Suara khas dari Burung Gereja Kawin itupun menarik dewan juri mengawasi lebih ketat, hingga akhirnya dipastikan 'Hitler' menjadi juara di kelasnya.
Cahyo, sang pemilik 'Hitler' menuturkan jika Pentetnya dimaster dengan aneka suara tembakan yang jitu, seperti Tengkek, Lovebird, Gereja Tarung, Cililin hingga Parkit. "Tadi Hitler keluarkan tonjolan suara Burung Gereja Kawin dan Lovebir yang kuat, hingga keluar menjadi juara," terangnya kepada Radar.
Dikatakan Cahyo yang juga pecinta burung ocehan lain seperti Murai Batu dan Cucak Ijo itu, Pentet yang telah berada dalam asuhannya selama kurang lebih satu tahun itu diperolehnya dari Kota Yogyakarta. "Dulu beli di Yogya Rp 1,7 juta untuk burung dengan sangkar BnR seharga Rp 550 ribu," kata Cahyo yang berasal dari Capgawen Kedungwuni.
Untuk menjadi burung jawara, imbuhnya, Pentet miliknya distel dengan extra food yang baik. "Jika harian biasa, kasih jangkrik pagi 5, sore 5. Nah jika mau lomba satu hari sebelum lomba di mandikan, diberi jangkrik seperti biasa, ditambah ulat hongkong 3 plus kroto satu sendok makan, agar kuat dan bertempur dengan hebat," terangnya berbagi tips.
Nah, jika 'Hitler' sudah jadi juara tentunya harganya menjadi tinggi. Bagaimana jika ada yang berkenan dengan Sang Hitler yang terkenal di Jerman. "Harganya Rp 10 juta, bisa nego," pungkasnya. (dal)

Kung Rutin Manggung Tiap Minggu












DALAL MUSLIMIN

DIGANTANGKAN - Burung Perkutut dalam latihan burung di lapangan Pekajangan.

Kung Rutin Manggung Tiap Minggu

KEDUNGWUNI - Masyarakat pecinta perkutut yang tergabung dalam Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Koordinator Daerah (Korda) Pekalongan, rutin manggung setiap hari Minggu di lapangan latihan sebelah lapangan HW Pekajangan.
H Subhan Zen, Ketua P3SI Korda Pekalongan menuturkan, seluruh anggota dan pecinta perkutut rutin melakukan latihan setiap hari Minggu. Hal itu, selain untuk mempererat tali persaudaraan para anggota dan calon anggota, juga untuk melatih perkutut memiliki mental yang baik saat berada digantangan. "Latihan ini seminggu sekali mulai pukul tujuh pagi hingga sekira pukul dua belas," ujarnya.
Dikatakan, dengan gantangan yang berjumlah banyak yakni ada 127 gantangan, menjadikan peserta yang hadir cukup banyak dan dari berbagai wilayah, mulai dari Kota Pekalongan, Pemalang hingga Batang. Latihan itu sendiri, katanya, sudah ada sejak tahun 1992 dengan lokasi yang berpindah-pindah. "Kalau latihan biasa saja, tidak ada penilaian khusus," lanjut H Subhan Zen, yang juga Ketua 1 Bidang Organisasi P3SI Korwil Jawa Tengah.
Sementara itu untuk lomba perkutut, imbuhnya, dijadwalkan oleh Korwil dan tidak bisa seenaknya sendiri. "Untuk lomba diatur dari Korwil," ujarnya.
Dirinya yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman gang Asoka 13B Kota Pekalongan, juga memiliki banyak burung perkutut dengan beragam kelebihan bunyi kungnya. "Burung yang juara ada yang namanya Terpesona, Makhluk Biru dan lainnya," tandasnya.
Sementara itu, H Darmadi, Bendahara P3SI Korda Pekalongan menambahkan latihan burung perkutut lebih damai dan tenang mengingat pemilik burung perkutut saat latihan tidak berteriak-teriak layaknya latihan burung ocehan. "Latihan ini lebih tenang dan damai, karena tidak teriak-teriak seperti latihan ocehan. Sehingga menjadi lebih jelas suaranya," jelasnya yang tinggal di Ambokembang Gang 9.
Lebih lanjut dikatakan, jika perkutut memiliki suara yang khas dan lebih teratur, sehingga menjadikan pemilik dan pendengarnya lebih santai dalam menikmati anggungan suaranya.
H Darmadi pernah memiliki perkutut-perkutut jawara yang laku hingga jutaan rupiah. Seperti perkutut yang dia beri nama Kopral Rp 1,2 juta, Top Markotop Rp 2,5 juta, hingga yang namanya Afi Ampuh harganya mencapai Rp 6,7 jutaan. "Afi Ampuh itu, dulu waktu ramai-ramainya Afi di televisi. Itu sudah dibeli orang Tegal," jelasnya sambil tersenyum. (dalal)

Rutin Gelar Latihan

DALAL MUSLIMIN

RAMAI - Pecinta burung terlihat ramai menyaksikan jalannya latihan.

Rutin Gelar Latihan

KEDUNGWUNI - Latihan burung berkicau rutin digelar di Paesan Kedungwuni untuk mewadahi komunitas pecinta burung ocehan. Dalam latihan itu, beragam burung coba digantang untuk dinilai yang terbaik.
M Dzikron, Ketua Pengelola Latihan menuturkan,, jika latihan di tempatnya itu sudah sangat lama sekali dan peminatnya jugaa beragam. "Ini sudah sekitar lima tahunan yang lalu," ujarnya.
Dikatakan, jika di Kabupaten Pekalongan ada tiga lokasi latihan yang ada dan masih aktif hingga sekarang. Seperti di Paesan Kedungwuni setiap hari Jumat, Pasar Burung Kedungwuni setiap hari Rabu dan di Pasar Burung Wiradesa setiap Selasa. "Nah, untuk Paesan ramainya nanti pada Jumat Kliwon mas," imbuhnya.
Selain untuk mewadahi komunitas pecinta burung, lanjutnya, juga untuk melatih burung agar gacor ketika digantang. "Disamping itu untuk ajang silaturahim antar pecinta burung, sehingga bisa saling mengenal satu sama lainnya," bebernya.
Pihaknya memfasilitasi untuk beberapa kelas burung, mulai dari Anis Merah, Murai Batu, Cucak Ijo, Tledekan, Pentet, dan Kacer.
Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan menggelar Latihan Kliwonan Termegah pada 22 April 2011 di Paesan Kedungwuni Pekalongan. Ada tiga kelas yang akan digantangkan, dari kelas Bintang 1 dengan pendaftaran Rp 50 ribu akan memperoleh hadiah pertama Rp 700 ribu. Kelas Bintang 2 uang pendaftaran Rp 30 ribu, juara 1 akan mendapatkan Rp 400 ribu, sedangkan kelas Favorit dengan mendaftarkan Rp 20 ribu akan memperoleh Rp 200 ribu. " Selain itu ada juara dua, tiga hingga lima," ungkapnya. Jika tertarik datang saja langsung kesana. (dal)

Alien Juara A Latihan

DALAL MUSLIMIN

ALIEN - Budi dan rekannya bersama burung Alien yang jadi juara A latihan.

Alien Juara A Latihan

KEDUNGWUNI - Burung Kacer dengan nama Alien menjadi juara A latihan burung di Paesan Utara. Burung milik Budi asal Kemasan Bojong itu begitu digantang langsung nyosor bagai naga. Hingga akhirnya keluar sebagai juara A.
Budi, sang empunya burung menuturkan jika kacer miliknya dari jenis kemben. Untuk menjadi juara latihan, dirinya secara rutin melakukan perawatan dan pelatihan dengan baik. "Yang jelas caranya mandi pagi dan sore, setelan jangkriknya 5 pagi 5 sore, dan menjelang hari H ektra food ditambah kroto dua sendok makan dan ulat hongkong 10 ekor," bebernya menjelaskan tipsnya.
Dikatakan, burung yang sudah dilatih dan dirawat sekitar 7 bulanan ini dikatakan termasuk baru. Sehingga masih perlu latihan rutin lagi. Meski begitu Alien miliknya pada lomba burung di Dupan Pekalongan beberapa minggu lalu, menjadi juara ketujuh. "Ini termasuk baru dan agar bunyi, ektra food perlu ditambahi. Di Dupan kemarin masuk tujuh," lanjutnya.
Saat ditanya Radar, andai saja ada yang nawar Aliennya, harganya berapa ya. "Asal harganya cocok saya lepas, ini saya tawarkan Rp 3 jutaan," imbuhnya. (dal)

Menengok Pecinta Burung Di Kota Batik

MUHAMMAD FAHMI B
SAYANG BURUNG - M Rofiq sangat sayang kepada seluruh burungnya.

Menengok Pecinta Burung Di Kota Batik
Meski Keluar Kocek Banyak, yang Penting Burung Berkicau

BAGI pecinta burung, segala sesuatu akan rela dilakukannya demi koleksi burungnya berkicau dan sehat. Seperti, M Rofiq yang rela mengeluarkan sejumlah uang yang nilai nominalnya lebih besar bila dibandingkan dengan uang makan manusia setiap harinya. Seperti apa kisahnya?

LAPORAN : Muhammad Fahmi B
DARI : Pekalongan

PAGI itu cuaca sangat cerah, seperti biasanya M Rofiq (45) warga Kelurahan Sapuro atau tepatnya warga Jalan Irian mengeluarkan burungnya satu persatu dari dalam rumahnya. Dirinya mempunyai burung hingga belasan ekor, namun burung tersebut dikhususkan hanya burung kicauan saja.
"Kegiatan rutin saya setiap pagi mengeluarkan burung dan selanjutnya memandikannya satu persatu. Saya memang suka sekali dengan burung, namun hanya burung berjenis kicauan saja," jelasnya sembari memegang rokok kretek ditangannya.
Jumlah total semua burung yang dimiliki M Rofiq mencapai 15 ekor burung yang terdiri dari beberapa jenis. Tentunya bukan asal burung yang dipeliharanya, melainkan burung kicauan yang benar-benar berkelas.
"Kalau dihitung-hitung jumlahnya mencapai 15 ekor. Terdiri dari Cucak Hijau, Muara Batu, Pentet. Selain itu ada juga Kenari, Trocokan, Ciblek, Tledekan, kutilang dan masih banyak lagi yang lainnya," bebernya.
Rofiq panggilan akrabnya mengaku untuk jenis-jenis tertentu ada burung yang paling dicintainya. Burung tersebut adalah burung jenis Kutilang. hal tersebut dikarenakan selain mudah perawatannya juga burung bisa menirukan suara berbagai jenis burung-burung lainnya.
"Suaranya yang antik dan ocehannya yang bagus membuat saya jatuh hati dengan kutilang. Selain itu biaya perawatannya tergolong murah bila dibandingkan dengan burung-burung lainnya," ungkapnya.
Selain Kutilang, dirinya juag paling menyukai Tledekan. Dikarenakan burung tersebut bisa berjoget riang. Suaranya yang keras membuat suasana menjadi lebih indah dan terasa nyaman didalam rumah. "Yang selanjutnya burung Pentet yang paling saya suka, karena variasi suaranya yang banyak, sehingga tidak terkesan monoton. Namun makannya yang rada susah dan mahal yakni kroto dan jangrik," bebernya.
Bagi Rofiq burung yang tergolong sulit perawatannya yakni burung Pentet. Pasalnya burung tersebut berbeda dengan burung-burung lainya. Perbedaanya setiap oarang yang memelihara harus mempunyai ikatan batin yang erat dengannya.
"Tidak sembarang orang bisa memelihara Pentet, harus mempunyai hubungan emosional dengan sang burung. Dalam memeliharanya harus disamakan dengan naruni manusia. Jadi penuh dengan kesabaran dan keuletan," paparnya.
Burung milik Rofiq yang mudah perawatannya yakni burung Pentet. Dikarenakan makannya hanya kroto dan jangkrik. Selain itu suaranya yang merdu dan indah membuat setiap orang terkesima.

BIAYA MAHAL
Untuk bisa menggeluti hobby memelihara burung maka harus siap-siap untuk mengeluarkan uang dari dompet dalam-dalam. Berbagai keperluan burung harus bisa diwujudkan empunya.
"Meski bila dihitung rata-rata setiap hari saya harus mengeluarkan uang lebih dari Rp 20.000, namun saya tetap ikhlas. Dikarenakan saya bangga merawat semua burung-burung ini. Keperluan itu seperti diantaranya untuk membeli pakan, suplemen dan biaya-biaya tak terduga lainnya seperti obat," ujarnya.

HOBBY dan JUAL BELI
Bagi sebagian orang menjalankan suatu hobby bisa juga dimanfaatkan sebagai ajang bisnis. Seperti halnya Rofiq, dirinya juga menganggap hobby yang digeluti sejak tahun 2003 tersebut menjadi sumber pendapatan. "Menganggap hobby ini bisa mencetak lembaran rupiah bagi saya. Memang niat dari awal hanya sekedar hobby saja, namun seiring berjalannya waktu ada orang yang mau membeli burung saya. Begitu harga cocok dan terjadi deal maka burung itu saya lepas kepada orang tersebut. Berharap diberi kekuatan merawat dan jangan sampai burung-burung sakit," pungkasnya. (*)

Impikan Pekalongan Jadi Sentra Perkutut

DALAL MUSLIMIN
TROPI JUARA - H Darmadi dengan beragam tropi juara perkututnya.

Impikan Pekalongan Jadi Sentra Perkutut

KEDUNGWUNI - Siapa yang tak kenal dengan sosok H Darmadi, seorang pecinta burung perkutut yang kini memiliki ratusan burung khas klangenan Jawa ini. Dia memiliki cita-cita dan keinginan yang kuat dalam berternak perkutut, agar kelak Pekalongan ini menjadi sentra perkutut ditingkat nasional.
"Saya ingin nantinya Pekalongan jadi sentra perkutut, khususnya di Jawa Tengah," katanya saat Radar berkunjung ke rumahnya Kamis (31/3), di Desa Ambokembang gang IX nomor 9 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
H Darmadi yang juga Bendahara Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Koordinator Daerah (Korda) Pekalongan menuturkan, dia memiliki tempat penangkaran yang diberi nama Arian Bird Farm (Arian BF) sejak tahun 1995. Awalnya dia memiliki hobi dengan burung ocehan, tapi begitu melihat perkutut yang memiliki kelebihan tersendiri, suami dari Hj Tri Wihastuti itu, beralih untuk memelihara bahkan mengembangbiakkan perkutut. "Semua ini berawal dari hobi memelihara perkutut. Dulu hanya punya perkutut satu dua ekor saja dan awalnya suka ocehan. Tapi ganti, karena ternyata perkutut itu lebih tenang," ujarnya.
Dikatakan, tenang disini artinya perkutut itu meski hanya satu jenis memiliki irama yang khas dan unik serta tidak kenal musiman. Hal itu, imbuhnya, berbeda dengan dari jenis ocehan yang multi jenis dan memiliki masa tersendiri. "Perkutut itu lebih tenang, kalau ocehan ganti-ganti masanya," terangnya.
Selanjutnya dia mulai menggeluti penangkaran perkutut secara serius, karena seringnya berburu burung, yang bersuara kung itu, keluar kota. Tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. "Sering beli ke Bandung, tapi mahal. Akhirnya ternak sendiri, sebab nanti kalau ada lomba bisa cetak sendiri. Di Pekalongan sendiri juga dulu masih jarang," bebernya.
Bapak yang dikaruniai tiga putra dan dua putri itu, saat ini memiliki 17 pasang perkutut yang aktif untuk diternakkan, dengan sekitar 20 buah kandang kawat yang diletakkan disamping rumahnya. Tentunya juga ada ratusan perkutut lainnya yang diletakkan tersendiri. "Ada sekitar 100 hingga 110 ekor sekarang," imbuh H Darmadi. Setiap harinya, H Darmadi merawat sendiri burung-burung asuhannya itu, dengan dibantu oleh orang kepercayaannya untuk membersihkan kandangnya.
Selain bertujuan untuk melestarikan kelangsungan hidup burung perkutut, H Darmadi juga menyediakan burung anggungan itu, kepada rekan pecinta perkutut dan masyarakat yang berminat memilikinya. Baik single atau pasangan. "Per ekornya mulai Rp 50 ribu hingga Rp 2 jutaan, sedang untuk indukan harganya dikisaran Rp 400 ribu hingga Rp 2 jutaan," terangnya dengan ramah.
Bahkan, H Darmadi pernah memiliki perkutut-perkutut jawara yang laku hingga jutaan rupiah. Seperti perkutut yang dia beri nama Kopral Rp 1,2 juta, Top Markotop Rp 2,5 juta, hingga yang namanya Afi Ampuh harganya mencapai Rp 6,7 jutaan. "Afi Ampuh itu, dulu waktu ramai-ramainya Afi di televisi. Itu sudah dibeli orang Tegal," jelasnya sambil tersenyum.
H Darmadi selain berharap Pekalongan menjadi sentra perkutut, juga bercita-cita agar perkutut dari Pekalongan memiliki kualitas yang tinggi dan bersaing ditingkat nasional. "Juga perkutut itu membudaya, apalagi sebagai orang Jawa. Sehingga perkutut tidak hanya sekadar 'cantelan' tapi hobi yang juga memandang mutu," pungkasnya. (dalal)