Minggu, 12 Juni 2011

Si Jon Coba Kompetisi

AYU YULIA/MAULIDA

KESAYANGAN - Sugianto bersama merpati kesayangannya.

Si Jon Coba Kompetisi

PEKALONGAN - Si Jon, merpati milik Sugianto asal Krapyak Lor Pekalongan, mencoba berkompetisi dalam latihan di lapangan kolongan, kamis (9/6) pukul 11.30. Dia berlatih untuk memacu kemampuannya pada lomba mendatang, meski terkadang rewel, namun juga cerdas.
Sugianto, sang pemilik mengatakan, jika merpatinya baru pertama kali mengikuti lomba. Maka dari itu dia melatih merpatinya, dengan menerbangkan sejauh 100 meter pada awal-awal, kemudian menjadi 1 kilometer. Setelah mampu, maka merpati itu akan diikutkan lomba, "Saya baru pertama kali akan mengikuti lomba merpati kolong pada tanggal 24-26 Juni 2011. Melatih merpati itu berat, butuh ketelatenan. Seperti menerbangkan sejauh 100 meter pada awal-awal, kemudian 1 kilometer. Apalagi watak merpati saya yang keras. Ya tapi bagi saya itu semua menyenangkan karena hobi, kalau tidak hobi sih sia-sia karena uang pendaftarannya aja 2 juta. Disini ya tidak ada uang ya gak jajan, yang penting hobi tetap jalan," ujarnya. (ap1/ap2)

H M Freddy Wijaya Beralih ke Merpati Tinggian

AYU YULIA/MAULIDA
PIALA - Salah satu anak dari H M Freddy Wijaya saat memegang piala.

H M Freddy Wijaya Beralih ke Merpati Tinggian

PEKALONGAN - Bermula dari hobi burung merpati balap yang dapat mendatangkan uang jutaan rupiah setelah juara. Kini, HM Freddy Wijaya beralih ke merpati tinggian.
Demikian dikatakan HM Freddy Wijaya yang juga pemilik batik Feno di Pesindon gang 2 nomor 7. "Sekarang ini saya beralih memelihara burung merpati tinggian, karena kalau merpati balap itu banyak mengeluarkan biaya untuk lomba di luar kota. Disamping itu, karena faktor usia sehingga malas ke luar kota," ujarnya.
Dikatakan, jika dia biasa mengontrol merpatinya setiap pagi, siang dan sore, sehingga menjadi lebih mengerti kondisi burung kesayangannya itu. "Saya biasa kontrol tiap hari, sehingga tahu seluk beluk merpati milik saya. Sekarang saya juga mengikutkan lomba merpati tinggian, dalam lomba di Pesindon dan masuk grand final. Yang masuk grand final adalah Lorena milik batik Feno, Iblis milik batik Larissa dan Bidadari milik Elang Hitam," bebernya.
HM Freddy sudah lama menekuni hobi burung merpati, sejak tahun 1990 hingga sekarang. Dijelaskan, jika merpati itu ada tiga jenis, yaitu merpati balap rendah pada bagian depan, merpati tinggian yang dipelihara di rumah-rumah dan merpati tinggian kolongan.
Awal-awal dirinya memelihara burung merpati balap, karena bisa dibawa lomba kemana-mana. "Saya kan dulu sering ikut lomba di luar kota. Saya juga telah mendapatkan beberpa kejuaraan. Kejuaraan yang telah saya raih yaitu merpati Arjuna untuk Gubernur Cup Jatim tingkat nasional, Cirebon Cup tingkat nasional dan merpati Helmina untuk Bengawan Cup tingkat nasional," tuturnya.
Setelah menjadi juara, salah satu merpatinya Helmina pernah ditawar Rp 130 juta, namun tidak dia lepas karena masih sayang kepadanya. "Saya tak memberikan, karena masih menyenanginya. Kemudian dia memberikan keturunan dan ditawar 3 sampai 5 juta," ungkapnya.
Dirinya berharap, pemerintah dapat memfasilitasi pasar burung
merpati, karena penggemar merpati sangat banyak. "Saya ingin pemerintah dapat memfasilitasi pasar burung merpati maupun lainnya, karena penggemar burung banyak. Khususnya di Kota Pekalongan, hampir 60%," pungkasnya. (ap1/ap2)

Siapkan Lomba, Latihan di Kolongan

AYU YULIA/MAULIDA
LATIHAN - Salah satu pecinta merpati dalam salah satu sesi latihan.

Siapkan Lomba, Latihan di Kolongan

PEKALONGAN - Mempersiapkan diri menghadapi lomba merpati kolong pada 24 Juni 2011, para pencinta burung merpati melatih merpatinya di kolongan.
Lomba merpati kolong itu rencananya memperebutkan hadiah yang menarik, juara satu honda tiger new dan trophy, juara dua honda beat new dan tropy. Lomba akan diselanggarakan di Slamaran, tepatnya di lapangan kolongan sebelah rumah susun.
"Syarat perlombaan burung tersebut khusus burung merpati dan dapat masuk kolong tercepat, dengan jarak menerbangkan merpati sekitar 1 km dari kolongan dan tidak keluar dari batas kolong," ucap Sugianto, salah satu panitia lomba merpati kolong.
Sementara itu, dalam latihan burung merpati yang dimulai pukul 10.00 itu, tidak hanya diikuti oleh orang-orang dari wilayah Kota Pekalongan saja, namun juga dari Tegal dan Cirebon. (ap1/ap2)

Latber Batang Berkembang, Seru

DALAL MUSLIMIN
BERFOTO - Panitia saat berfoto disela-sela latberan.

Latber Batang Berkembang, Seru

BATANG - Gelaran Latihan Berhadiah (Latber) Batang Berkembang 2011 berlangsung seru. Lomba yang digelar di Lapangan Baru dan Pasar Burung Sambong Baru, Minggu (5/6) lalu itu, untuk dalam rangka pembukaan lapangan baru yang dinamakan Batang Berkembang.
Abdul Sholeh, Ketua Pelaksana menuturkan, selain latber pihaknya juga menggelar latihan rutin setiap Sabtu pukul 14.00. "Ini untuk memajukan pasar burung, biar tambah semangat pedagangnya," ujarnya.
Dikatakan, pihaknya berterima kasih atas dukungan segenap peserta latber, dari Batang, Pekalongan dan sekitarnya, serta mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dalam penyambutannya.
Sementara, Latber itu terbagi dalam beberapa kelas, seperti mega bintang, bintang, dan favorit. Dengan menyediakan hadiah yang menarik serta aneka doorprize menarik, seperti jam dinding, jaket, hingga sangkar burung yang menarik. Tentu saja, itu membuat peserta begitu bersemangat mensuport burung kesayangannya agar bernyanyi dan menjadi jawara latber. Baik peserta yang membawa anis merah, cucak ijo, kacer, murai batu, pentet, maupun cucak jenggot dan lainnya.
Gelaran latber itu tentunya menjadi pertanda, jika para pecinta burung semakin meningkat dan penuh semangat untuk melombakan burung kesayangannya. Bila menjadi juara, tentu burung akan memiliki nilai jual yang tinggi pula. (dal)

Sarjanakan Anak dengan Perkutut

DALAL MUSLIMIN
PIALA - Sarjono Budi Utomo (kiri) dan Dikin, dengan beberapa piala kejuaraannya.

Sarjanakan Anak dengan Perkutut

PEKALONGAN - Meski hanya dari sekadar menekuni hobi perkutut, ternyata Sarjono Budi Utomo (57), bisa mensarjanakan ketiga anaknya. Bahkan, dia memberanikan diri keluar dari pekerjaan tetapnya di sebuah pabrik.
"Saya sering bilang sama anak saya, kalau mereka itu sarjana perkutut," kilah Sarjono Budi Utomo yang akrab dipanggil Pak Jony, sambil tertawa, saat Radar mencambangi rumahnya, Kamis (9/6) di Griya Panjang Indah Kota Pekalongan Jalan Lurik
nomor 13. Ketiga anaknya itu Soni Hastomo dan Mario Hastomo kuliah di Univ Duta Wacana Yogyakarta, dan Darius Hastomo kuliah di Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Selain keluar dari kerjanya, dia juga pernah ingin membeli perkutut hingga harus menjual televisi dan VCD player. "Itu mau beli burung dari Magelang, hingga tidak bisa tidur tiga hari," lanjutnya.
Pak Jony kini memiliki ratusan perkutut yang diternakkannya dengan sebutan Panda Bird Farm atau akrab dengan sebutan Panda BF. Sementara untuk perkutut indukan dia menyiapkan sekitar 56 pasang, lengkap dengan burung puter 'sang pengasuh' sebanyak 25pasang.
Dia memulai ternak perkutut sekitar tahun 1990-an dengan beberapa indukan saja. Selanjutnya mulai memiliki jawara pada tahun 1993, baik juara 1, 2, hingga 3.
Menurut Pak Jony, untuk memilih perkutut yang baik, setidaknya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti suara, anatomi, dan katuranggan. "Kalau ini sudah bagus
semua, maka 75 persen burung bisa baik. Tinggal cara perawatannya saja," ujar Pak Jony, suami dari Inge Setiyawati itu.
Disebutkan untuk suara harus sesuai dengan kriteria lomba. Untuk anatomi bisa dilihat dari fisik seperti sumpit, tulang, mata dan paruh. Sedangkan katuranggan, bisa dari warna bulu, gambar lurik dan lainnya.
Disamping itu, agar perkutut menjadi jawara, maka sang pemilik harus mengetahui karakter dari seekor perkutut. Mulai dari mandi, makan hingga yang lainnya, atau dengan kata lain turuti apa keinginan perkutut sehari-hari agar rajin bersuara. "Jangan burung ikut kita, tapi kita yang ngikut burung," tandasnya.
Perkutut, menurut dia, merupakan burung yang tidak pasti. Misalnya jika perkutut di rumah jelek, di lapangan belum tentu jelek, dan bisa sebaliknya. Sebab perkutut juga ada yang memiliki karakter petarung, sehingga saat digantang dia akan manggung dengan rajin. "Jadi ada yang seperti burung Murai Batu yang fighter," lanjutnya.
Bahkan untuk menyiasati perkutut memiliki mental yang baik, Pak Jony menyarankan, agar perkutut sering diajak pergi, baik dengan sepeda motor atau mobil. "Misal jika main ke rumah teman, dibawa saja untuk digantang. Nanti akan terbiasa dengan suasana jalanan," bebernya.
Panda BF juga sudah menorehkan banyak piala kejuaraan, seperti Putri Ayu yang juara dewasa di Brebes. Arjuna anakan Romo PP, pernah juara III Liga Perkutut Indonesia (LPI) tahun 2010 kelas dewasa yunior di Palembang 5 Desember 2010. Ada juga juara XII Kejurnas Cup 2010, dewasa yunior di Palembang 5 Desember 2010, juara V piyik senior Hamengkubuwono Cup 2010 di Yogyakarta 7 Agustus 2010. Juara VI Kamandaka Cup 2011, dewasa yunior 15 Mei 2011, Pahlawan Cup 2010 dewasa yunior juara IV Surabaya 14November 2010, KLH Cup Semarang 19-20 Februari 2011. "Masih banyak yang lainnya juga," imbuhnya.
Sementara ini, Panda BF akan mengorbitkan Lorenzo di kelas nasional, yang merupakan anakan Panda BF dari kandang nomor 2 dengan jantan Klasik BP 014 dan betina BDS Cirebon 355.
Pak Jony pernah rekor menjual perkututnya hingga Rp 60 juta, kepada pemilik bis Po Handoyo Magelang, yakni Prof Dr Dibyo. "Itu adalah rejeki sendiri mas," ungkapnya.
Dirinya berharap, agar P3SI Korda Pekalongan akan semakin maju semuanya. "Inginnya bisa maju semua, tapi jika sudah sampai LPI atau nasional, tergantung kekuatan masing-masing," pungkasnya. (dalal)

Selasa, 07 Juni 2011

'Abunawas' Semakin Jawara

DALAL MUSLIMIN
BERSINAR - M Nasir bersama 'Abunawas' yang semakin bersinar.

'Abunawas' Semakin Jawara

PEKALONGAN - Burung perkutut yang diberi nama 'Abunawas' milik M Nasir Pekalongan semakin menunjukkan prestasinya, dengan menjadi jawara di beberapa laga dalam bulan Mei lalu. Hal itu tentunya, tidak terlepas dari trah darah yang diturunkan serta latihan rutin di gantangan.
M Nasir menuturkan, jika 'Abunawas' telah menjadi jawara di beberapa laga dalam sebulan ini dan selalu masuk dalam peringkat 10 besar. Sebut saja pada Minggu, 8 Mei 2011, 'Abunawas' keluar sebagai juara 5 tingkat dewasa bebas, sehingga dari situlah mulai terlihat sinar terangnya sebagai burung jawara.
Selanjutnya, pada Minggu 15 Mei 2011, 'Abunawas' menunjukkan kemampuannya diatas gantangan dengan menyabet juara 9 tingkat nasional di Purwokerto dalam ajang bergengsi Kamandaka Cup.
M Nasir, pemilik Sovin Bird Farm (SBF) yang berlamat di Pekuncen nomor 26 RT 1 RW 2 Wiradesa atau sebelah timur SMP 1 Wiradesa Pekalongan, dari jalan raya masuk ke utara sekitar 50 meter, dengan jagonya 'Abunawas' sekali lagi menjadi juara 7 pada Minggu 29 Mei 2011 dalam Latber Semarang di kelas dewasa, dan menyisihkan perkutut lainnya.
Perlu diketahui, 'Abunawas' memiliki ring Sovin BF No.884 merupakan anakan Zamrud, dimana jantannya Wik Baleno N.831 dengan betinanya HAM Tiger Wood N.403.
Wik Baleno N.831 sendiri merupakan anakan dari Leo Starone N.3114 dengan Leo Master N.9615. Sedangkan HAM Tiger Wood N.403 merupakan anakan dari TKD Virgo Star N.1750 dengan Leso Master N.4171. Sehingga jalur trah darahnya, sudah jelas dan berprestasi.
Tentu saja, dengan menjadi juara itu, 'Abunawas' memiliki nilai yang tinggi dimata para pecinta dan pelestari perkutut. Bahkan, Nasir, panggilan akrabnya, siap untuk melepas 'Abunawas' kepada para Kung Mania jika ada yang berkenan dengan penawaran yang pas. "Saya rela melepasnya diangka 20 jutaan," pungkasnya. (dal)

Kung Mania Bangkit Lagi










KOMPAK - Segenap pengurus dan anggota P3SI Korda Pekalongan dan Batang terlihat kompak.











JUARA DEWASA SENIOR - Para juara di kelas dewasa senior terlihat kompak.











DALAL MUSLIMIN
JUARA PIYIK YUNIOR - Para juara di kelas piyik yunior, saat berfoto bersama usai menerima piala.

Kung Mania Bangkit Lagi

SEMARANG - Gelaran Latber "Guyub" Cup 2011 di Semarang yang digelar pada Minggu (29/5) yang lalu menjadi pertanda jika Kung Mania bangkit lagi. Itu terlihat dari semakin banyaknya bibit-bibit baru yang menjadi juara pada iven kali itu.
Kehadiran pemain lama dalam iven itu juga memberikan greget tersendiri bagi semua anggota Kung Mania di beberapa wilayah. Sebut saja seperti Mustari 'Cinderalas BF', Hendri 'Atlas', Tuang An 'Robot Gedeg', Michael 'Mic' dan lainnya menambah gayeng perkututan.
Belum lagi kehadiran Kung Mania dari P3SI Korda Pekalongan yang turut menyemarakkan Latber di Semarang itu. Dengan jagoan-jagoan barunya, mereka membawa kesan tersendiri karena beberapa dari mereka menjadi juara.
Namun begitu, dalam pelaksanaan latber kali itu, angin berhembus cukup kencang sehingga menjadikan burung malas untuk manggung seperti biasanya.
"Anginnya sangat kencang, jadi nggak ada burung kerja maksimal," ujar H Subhan Zen yang juga Ketua P3SI Korda Pekalongan, dan kali itu 'Orlando' miliknya menjadi juara 10 di kelas piyik yunior.
Tentu saja, angin yang berhembus kencang itu menjadikan gantangan tidak stabil karena kurungan menjadi bergoyang dan sesekali menabrak-nabrak gantangan itu sendiri. Akibatnya, sudah dipastikan, perkutut malas untuk bersuara kencang dan plong.
H Darmadi yang juga Bendahara P3SI Korda Pekalongan menambahkan, jika latber kali itu sifatnya pembinaan kepada peserta dari berbagai wilayah sehingga masih perlu menggali pengalaman lagi. "Latber sifatnya pembinaan peserta, bahkan ada juri yunior yang masih taraf pembinaan."
Menurutnya, dalam latber itu burung-burung yang hadir tidak begitu memiliki keistimewaan. "Burungnya lokal, bukan burung-burung yang istimewa, pelayanan panitia cukup bagus dan piala banyak sampai 15," ujarnya yang juga menjadi juara 13 dengan 'Mick Jager'-nya.
Namun begitu, imbuhnya, pelaksanaan latber kurang semarak karena tidak adanya doorprize kepada peserta.
Sementara itu, M Nasir, Anggota P3SI Korda Pekalongan yang menjadi juara di kelas dewasa senior dengan burung andalannya 'Abunawas', mengatakan, jika latber itu sudah dilaksanakan sesuai aturan yang ada sehingga bisa terlaksana dengan baik. "Kalau pelaksanaan lombanya sudah standar AD/ART P3SI," ungkapnya.
Dia mengakui, jika ada beberapa jago-jago yang cukup bagus sehingga menghidupkan suasana pagi itu yang tergoda oleh angin yang berhembus. "Jago-jagonya cukup bagus, terutama yang dari Jepara maupun tuan rumah. Yang tidak mendukung cuacanya," terangnya.
Menilai gelaran latber yang kini semakin ramai di beberapa wilayah, dia berharap agar lebih bisa diramaikan lagi sehingga bisa menghidupkan lagi para Kung Mania nusantara. "Latber-latber perlu digalakkan lagi, mas," pungkasnya.
Latber dimanapun dan kapanpun memang perlu untuk digalakkan lagi, sehingga para Kung Mania akan semakin mantap menatap masa depan para jagoannya. (dalal)


Hasil Juara Dewasa Senior
1.Selendang Sutra, Akon Andi Indramayu, Palem
2.Jakut, Asen Semarang, Horison
3.Prima Taruna, Nanto Taruna Solo, Cendana
4.Anto Moro, Agus Bendono
5.Bilowo, Pak Mbing Boyolali, Nuri
6.Pelita, Edy Ban Semarang, Dk
7.Abunawas, M Nasir Pekalongan, Sovin
8.Samano, Hindarto Solo, Acc
9.Arjuna, Saskia BF Pekalongan, Saskia
10.Bomber, Michael Semarang, Mic
11.Dewa, Eddy Ban Semarang, Dk
12.Guardiola, Michael Semarang, Mic
13.Santigi, Anang Teratai Semarang, Teratai
14.Ramayana, Eddy Ban Semarang, Dk
15.Gantangan 145

Hasil Juara Piyik Yunior
1.Real Madrid, Tris/Dianto Banjarmasin, Hin
2.Bintang Taruna, Nanto Taruna Solo, Anes
3.Pajero, Festit Solo, Palem
4.Sinden, Bambang Batang, Dhr
5.Sadewo, H Mastur Kendal, Saskia
6.Raja Tengkung Jr, New Sh Semarang, Thien
7.Sinar Surya, Eddy ban Semarang, Dk
8.Abakadabra, Slamet Batang, Sss
9.Prabu 2, Yusuf Pekalongan, Saskia
10.Orlando, Subchan Pekalongan, Cns
11.Cleopatra, Rustamaji, Jepara
12.Praja 1, Rustanaji Jepara
13.Mick Jager, Darmaji Pekalongan, Hr
14.Arsa, Suwondo Solo, Nuri
15.Gantangan 39

Awas, Bisnis Kenari Rawan Aksi Penipuan

SUDARTO
HATI- HATI- Bagi peternak pemula patut berhati- hati saat membeli burung kenari karena rawan penipuan.

Awas, Bisnis Kenari Rawan Aksi Penipuan

KENDAL - Berkembangnya kelompok kicau burung di Tanah Air belakangan ini, mendorong terjadinya perubahan perilaku yang signifikan di tengah masyarakat. Warga mulai antusias beternak burung untuk kepentingan bisnis, atau memeliharanya untuk keperluan yang lebih tendensius lagi, yakni diikutkan dalam berbagai lomba kicau burung.
Kelompok ke dua ini, demikian rajin mengikuti lomba yang diadakan diberbagai daerah. Sebab, burung yang berhasil memenangkan lomba, harganya langsung melangit. Lomba burung dengan komunitasnya, juga secara sadar maupun tidak, ikut andil 'mendorong' masyarakat antusias melihat kegiatan tersebut dari jarak dekat dan biasanya, pelan-pelan mereka menjadi tertarik pula.
Peluang yang terbuka lebar di dunia satwa khususnya burung kicau, di satu sisi memang menjanjikan banyak peluang bisnis, namun di sisi lain, tidak jarang membuat peternak atau pebisnis burung, terlibat dalam kasus tindak pidana penipuan. Bahkan, beberapa orang yang tertipu sudah sering menyampaikan 'unek- uneknya' melalui internet. Mereka berharap polisi mengambil tindakan tegas terhadap para penipu.
Beberapa aksi penipuan yang acapkali terjadi, dan paling sering dialami oleh para pemula, yakni para peternak (bird farm) maupun pedagang burung kenari, selalu menawarkan burungnya, seolah-olah keturunan F1, yaitu persilangan antara burung kenari impor dengan kenari yang sudah berkembang di Indonesia.
Burung keturunan F1, umumnya memiliki ciri- ciri, badannya relatif lebih besar, lebih panjang dan lebih tinggi posturnya, bila dibandingkan dengan kenari lokal. Namun, tidak jarang, karena minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh para pemula, persilangan antara keturunan F1 dengan AF, diakui pihak penjual (termasuk birs farm) sebagai F1.
Seharusnya persilangan antara F1 dengan AF, akan menghasilkan AF super. Bila F1 nya bagus, maka keturunan hasil persilangan antara F1 dengan AF, sekilas memiliki bentuk yang hampir sama dengan F1. Padahal, perbedaan harga antara F1 dengan AF, relatif besar. Biasanya, untuk F1 jantan rata-rata berkisar antara Rp 1,75 juta hingga Rp 2,5 juta. Sedangkan AF, sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu.
Dari segi hukum, barang siapa (seseorang) yang dengan sengaja melakukan aksi penipuan (termasuk jenis kenari AF dikatakan F1) dapat dikategorikan sebagai tindakan/ kejahatan pidana dengan ancaman hukuman sekitar 5 tahun. Para pemula yang merasa menjadi aksi penipuan, diharapkan agar melapor ke polisi supaya kasus serupa tidak terulang dan menimpa orang lain. Apalagi bila penawarannya melalui internet, mungkin bisa juga dijerat menggunakan UU IT.
Satu lagi aksi penipuan yang juga sering dijumpai melalui dunia maya adalah, dengan menawarkan jenis kenari tertentu, lengkap dengan nominal harganya. Setelah terjadi deal dari kedua belah pihak, selanjutnya pihak penjual (kadang juga mengaku sebagai pemilik bird farm), minta pembeli segera mengirimkan sejumlah uang yang telah disepakati melalui rekening karena barangnya akan dikirim via trevel.
Namun, begitu uangnya disetorkan, ternyata pihak penjual sama sekali tidak pernah mengirimkan burungnya. Mengingat bisnis melalui internet umumnya dilakukan oleh oleh pembeli dari luar kota, akhirnya bisnis kotor tersebut dibiarkan oleh korbannya. Sebab, bila dilaporkan ke polisi dan kasusnya dilanjutkan sampai ke meja hijau, akan banyak menyita biaya, tenaga serta waktu.
Masih banyak praktik kotor yang dilakukan oleh pedagang maupun bird farm untuk mengeruk keuntungan, seperti membuat sertifikat/ piagam juara palsu alias dibuat sendiri, maupun menjual burung yang tidak sesuai dengan kualifikasinya. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya bagi para pemula lebih berhati-hati lagi supaya tidak menjadi korban sia-sia berikutnya. (dar)