Senin, 11 Juli 2011

Hobi Merpati, Hilangkan Stres

KHAMDANAH MAULIDAH
BERMAIN - Mudakir saat bermain dengan merpati kesayangannya.

Hobi Merpati, Hilangkan Stres

PEKALONGAN - Memiliki hobi bermain dengan burung merpati, bisa menghilangkan stres tersendiri. Selain bisa menikmati warna bulunya, juga bisa menikmati kemampuan terbangnya yang cepat dan tinggi.
Salah satunya yang dilakukan Mudakir yang tinggal di Krapyak Lor Gang 5A Nomor 22 saat ditemui Radar pada Jumat (8/6) di kediaman temannya, M Faiq.
Mudakir mengatakan, jika hobi burung dapat menghilangkan stres. "Saya itu bergelut di dunia burung karena hobi. Ya hobi burung itu bisa mengilangkan stres. Apalagi kalau melihat keindahan warna burung merpati. Ditambah jika dilatih pun tak rewel," ujarnya.
Dijelaskan, burung merpati terdiri dari 3 kategori. Merpati untuk tinggian, balap dan kolongan. Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk merpati tinggian itu biasanya dilatih di atap rumah dengan diterbangkan. Sedangkan untuk merpati kolongan dilatih di tempat kolongan. Untuk merpati balap sendiri itu dilatih dengan diterbangkan di tempat yang jauh dari keramaian.
Dia menambahkan, harga burung merpati cukup bervariasi. Dari kisaran puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Semua tergantung dari kualitas dan prestasi dari merpati itu sendiri. "Harga setiap jenis burung merpati bervariasi. Balap biasanya berkisar antara 500 ribu sampai 150 juta. Tinggian antara 50 ribu sampai 50 juta. Kolongan antara 50 ribu sampai 15 juta," katanya.
Menurutnya, dalam memilih merpati perlu memperhatikan beberapa hal, salah satunya dari postur tubuhnya. Seperti, saat hinggap kakinya bundar, kaki panjang, jari agak lentik, leher tegak ke atas, serta bentuk paruh ke bawah. "Bagi saya yang menarik itu dari postur tubuh burung itu. Semisal postur tubuh masing-masing burung itu berbeda. Hal itu yang membuat menarik," imbuhnya.
Dia banyak mengalami suka duka menjalani hobinya. Sukanya kalau burung yang dilatih dapat meraih kejuaraan. Kalau dukanya jika burung hilang. Apalagi burung kesayangan. Selain itu jika sakit berkepanjangan lalu mati. "Padahal sudah melakukan perawatan yang teratur," tuturnya. (ap1/ap2)

Si Jambul, Pernah Juara I

KHAMDANAH MAULIDAH
AKRAB - Iin, istri Joko Riyanto tampak akrab dengan burung milik suaminya.

Si Jambul, Pernah Juara I

PEKALONGAN - Si jambul, burung jenis cucak ijo milik Joko Riyanto pernah meraih juara I tingkat eks Karisidenan Pekalongan di Sragen.
Demikian dikatakan Joko Riyanto sang pemilik saat ditemu Radar pada Jumat (1/7), "Burung milik saya pernah meraih juara I yaitu Si Jambul, burung jenis cucak ijo. Selain itu juga ada yang meraih juara II yaitu Niki, burung jenis murai. Kejuaraan itu tingkat eks karisidenan. Nah untuk burung saya itu semuanya memiliki karakteristik yang sama. Suaranya itu tak putus-putus," ujarnya.
Ditambahkan, burung miliknya diberi makanan telur semut (kroto) untuk menjaga stamnina tubuhnya. Sehingga saat berlaga di lapangan akan siap sedia. "Saya memberi makan burung saya dengan telur semut (kroto)."
Dikatakan, dirinya menyukai burung sejak kecil, awalnya karena berteman dengan para penghobi burung. "Nah akhirnya saya pelihara sendiri yang serius untuk dilombakan sejak memiliki istri. Itu sekitar umur 30 tahunan," ucapnya.
Dirinya memiliki burung itu, hanya sebatas kesenangan saja dan tidak untuk menjualnya. Sebab, pernah pula burung kesayangannya ditawar orang tapi ditolak karena masih senang. "Tapi walau ikut lomba bukan incar hadiah tapi sekedar hobi," imbuhnya.
Dalam menjalani hobinya tersebut, Joko juga memiliki suka duka tersendiri. Dia suka jika burung yang dilatih gampang dan tak rewel. Syukur-syukur bisa meraih juara. Sedangkan dukanya itu jika hilang dan tak kembali. "Apalagi burung kesayangan," ujarnya.
Dia berharap kedepannya pemerintah bisa turut andil untuk memberi perhatian khusus kepada para penghobi burung. Sebab selama ini penggemar burung semakin banyak, namun belum ada tempat khusus untuk latihan dan lomba.
"Nah lebih tepatnya disediakan tempat berupa pasar burung yang permanen sehingga penggemar mudah melatih burung miliknya. Lagipula kan juga bisa meningkatkan kualitas burung terutama di Kota Pekalongan. Kan sekiranya juga sudah cukup terkenal," pungkasnya. (ap1/ap2)
DALAL MUSLIMIN

TUNJUKKAN - Tan Kie Liong berada diantara plong kandang perkutut kesayangannya.

Ingin Bagus, Jangan Banyak Minum

COMAL - Bagi kung mania, tentunya mengharapkan perkutut andalannya memiliki suara yang indah dan stabil, sehingga saat digantang dalam suatu iven akan menjadi juara. Ada salah satu rahasia yang dibeberkan oleh Tan Kie Liong atau biasa dipanggil Bejo. Jika perkutut ingin bagus suaranya, maka jangan banyak diberi minum.
"Kalau burung ingin suaranya bagus, jangan banyak minum atau istilahnya ngokop," jelas Bejo Subroto, saat ditemui Radar di rumahnya Jalan Teratai Raya Comal.
Dijelaskan, jika perkutut terlalu banyak minum, saat digantang atau dipanaskan, maka akan merusak pita suara burung. Disamping itu akibat kebanyakan minum, perkutut akan berakibat mencret saat buang air. Akibatnya, burung akan malas manggung, sehingga belum bisa mencapai standar untuk lomba.
Tan Kie Liong Bird Farm atau biasa dikenal dengan TKL BF, perkutut andalannya pernah beberapa kali menjuarai beberapa iven. Diantaranya, gandrung pernah juara September 2006, rindu juara 3 di latber smackdown cup.
Disamping itu, lestari pernah juga menjadi juara 1 di kelas piyik yunior roban cup II 2008 Batang Pekalongan. Selain itu, anakan dari lestari juara 3 di Latber Brebes.
Saat ini, dia memiliki 14 plong kandang indukan, namun seiring berjalannya waktu saat ini hanya masih ada 7 pasang indukan saja. Dirinya mulai aktif bermain perkutut lomba sejak 2004 yang lalu, dengan mengikuti berbagai iven bergengsi di beberapa daerah, mulai dari Pekalongan, Tegal, Brebes, Semarang dan lainnya.
Disamping, perkutut disarankan jangan terlalu banyak minum. Menurutnya, perkutut juga disarankan jangan terlalu jauh-jauh dari orang. Dengan begitu, perkutut akan mengenal orang yang memiliki atau yang memeliharanya. "Burung kalau tidak dipegang oleh orang lebih jinak. Sehingga akan mudah bunyi," tambah bapak tiga anak itu.
Untuk selalu berdekatan dengan perkutut kesayangannya, sampai-sampai saat menonton televisi, Bejo selalu meletakkan kurungan perkututnya di meja sebelahnya. "Kalau nonton TV, perkutut ditaruh di meja sebelah tempat duduk, sehingga akan kenal dengan pemiliknya," lanjutnya.
Saat ini, dia mengandalkan lestari yang sudah memiliki beberapa prestasi. Lestari sendiri merupakan anakan dari lestari I dengan anakan virgo TKD.
Dirinya berharap kepada P3SI Korda Pekalongan agar selalu rutin menggelar lomba, sehingga akan bertambah ramai peminat perkutut. "Sering lomba, biar tambah ramai," pungkasnya. (dal)

Jumat, 08 Juli 2011

Lomba Merpati Semarak

KHAMDANAH MAULIDAH
SEMANGAT - Peserta tampak semangat karena serunya perlombaan.

Lomba Merpati Semarak

PEKALONGAN - Penyelenggaraan lomba merpati kolongan yang diikuti oleh 20 merpati kolongan untuk kategori A dan 20 merpati kolongan untuk kategori B, berlangsung semarak.
Lomba itu berlangsung dari pukul 09.30 sampai selesai di kolongan Slamaran. Untuk masing-masing kategori mendapatkan kendaraan bermotor dengan pendaftaran 2 juta.
Sugianto, Ketua Panitia Lomba Merpati Kolongan mengatakan dengan pendaftaran lomba sebesar 2 juta, pemenang berhak mendapatkan hadiah kendaraan bermotor.
"Pendaftaran ini 2 juta dengan mendapatkan hadiah kendaraan bermotor untuk tiap kategori. Untuk juara I mendapatkan honda tiger dan trophy. Sedangkan juara II mendapatkan honda beat dan trophy," ujarnya.
Ditambahkan, lomba berjalan dengan serunya, karena masing-masing peserta juga sekaligus menjadi suporter jagoannya. "Suasana sangat semarak dengan seruan penonton yang menambah ramai. Perlombaan jadi tak terasa karena berlangsung seru," ucapnya.
Dari hasil lomba itu, dihasilkan jawara, antara lain, untuk kategori A oleh Mbing dari Pantai sari dengan merpatinya 'V3' sebagai juara I dan Iwan dari Pantai sari dengan merpatinya 'Krisna' keluar sebagai juara II. Sedangkan kategori B oleh Gembus dari Wonosobo dengan merpatinya 'Hoki' sebagai juara I dan Sukir dari Bumirejo dengan merpatinya 'Pakubumi' sebagai juara II.
"Tata aturan lomba sendiri yaitu kecepatan dan ketepatan masuk dan keluar kolongan. Pertama merpati diterbangkan 1 Km dari kolongan. Lalu merpati masuk ke dalam kolongan. Kemudian hinggap di merpati pasangannya. Tak boleh melewati garis bawah kolongan," imbuhnya.
Sementara itu, Iwan, salah seorang peserta dari Pantai Sari dengan merpatinya 'Krisna' merasa senang karena merpatinya menjadi juara. "Saya senang menang lomba karena pendaftaran kan cukup mahal. Ya 2 juta gitu. Saya sih uang tak terlalu dipermasalahkan karena kan sudah hobi. Tapi kasihan yang kalah. Ya itu juga kan berkat latihan yang intensif waktu di kolongan. Semoga kedepannya dapat lebih baik lagi pelaksanaannya. Pemerintah khususnya Kota Pekalongan dapat lebih memperhatikan nasib penggemar burung untuk disediakan tempat khusus untuk lomba dan latihan," tuturnya. (ap1/ap2)

Krisna, Khas Tonggrong Kaki

KHOIRUNISA' AYU YULIASIH

KOMPAK - Suparno bersama burung kesayangannya.

Krisna, Khas Tonggrong Kaki

PEKALONGAN - Krisna merpati milik Suparno Panjang Wetan, memiliki ciri khas khusus pada kakinya. Kaki Krisna bertonggrong, alias memiliki bulu di kaki.
Suparman menceritakan pengalaman selama menggeluti dunia burung saat didatangi Radar pada Kamis (9/6). Dikatakan, jika dia sudah tahunan menggeluti merpati untuk kesenangan saja. Selain bisa menghilangkan stress, merpati juga mampu memberi hiburan tersendiri. "Saya sudah tiga tahun terjun di dunia burung merpati. Profesi itu saya jalani cuma sekadar hobi."
Merpati miliknya, selalu dirawatnya dengan baik dan penuh seksama serta latihan yang rutin. Sehingga jika menghadapi beberapa iven bergengsi sudah siap bergabung. "Burung sering saya beri jamu-jamuan saat akan mengikuti kompetisi," lanjutnya.
Dikatakan, banyak sudah suka dan duka selama melakukan hobi merpatinya itu. Sehingga sudah banyak kenangan yang terukuir bersama merpati-merpati kesayangannya itu. "Suka duka saya di dunia burung merpati adalah saya suka jika saat perlombaan merpati saya mendapatkan juara. Namun dukanya saat merpati saya tidak kembali atau hilang," tuturnya. (ap1/ap2)

Guyub Cup Bukti Kebangkitan Perkutut

DALAL MUSLIMIN
JAWARA - Para jawara usai bertanding, kompak berfoto bersama.

Guyub Cup Bukti Kebangkitan Perkutut

SEMARANG - Gelaran latber 'Guyub Cup', Minggu (22/6) laly semakin membuktikan kebangkitan perkututan di Jawa Tengah, khususnya di wilayah Semarang. Tercatat sudah 5 kali lebih, penyelenggaraan lomba di semarang, sejak diadakan kontes kejurnas awal tahun lalu.

Lomba kali ini terbilang beda dari lomba yang lalu, dimana pada lomba kali ini panitia membuka kelas baru piyik hanging. Meski belum banyak pesertanya, namun kelas piyik hanging ini kedepan bakal diminati kung mania. Apalagi kelas hanging bisa menjadi media promosi peternak, dan terbukti kemarin salah satu burung peserta langsung dibeli penonton usai lomba kelar.

Di kelas dewasa, real madrid meski baru naik kelas, terlihat tidak grogi menghadapi seniornya. Di joki langsung perawat handal solo Dianto, real madrid dengan mudah melenggang menjadi juara pertama mengalahkan selendang sutra milik akon indramayu. Sedangkan jagoan tuan rumah badut, meski dominan bunyinya namun belum mampu menahan jawara dari luar Semarang.

Sedangkan di kelas piyik setengah kerek, duer jagoan tuan rumah surya naga dan turki mampu mengalahkan tetamunya, sehingga masing-masing berhak dengan tropi juata pertama dan kedua, disusul nakula di posisi ketiga. Sementara di kelas hanging, pendatang baru, bayu sakti arian milik eko radar berusaha memimpin dengan berani, meski akhirnya disalip oleh grand star hartono semarang cempaka. Meski cuaca terlihat ekstrim, namun di kelas hanging, burung berani tampil dengan hebatnya.

Inanto personel Korda Semarang dan Korwil Jateng berharap, tahun 2011 menjadi titik kebangkitan perkutut di Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah, sehingga hobi perkutut akan menjadi semakin ramai di lapangan, terutama dengan para pendatang baru. (dal)

----Hasil Juara-----

Dewasa Senior
Juara Nama Burung Pemilik Domisili Ring
1 real madrid tris/dianto banjarmasin hin
2 selendang sutra akon andi indramayu palem
3 badut asen semarang as
4 leo ndekem micchael/asen semarang makita
5 antaseno michael semarang mic
6 puri giarto semarang makita
7 jaguar gianto/lunglung surabaya sgt
8 sadewa h mastur kaliwungu saskia
9 vodka cong tek semarang makita
10 barcelona dianto solo dnt


Piyik Yunior
Juara Nama Burung Pemilik Domisili Ring
1 surya naga eddy ban semarang dk
2 turki mustari semarang palem
3 nakula pak mbing solo nuri
4 sadewa pak mbing solo nuri
5 putra elok solikin semarang king's
6 arjuna akon/andi indramayu manila
7 joko tole aya semarang asri
8 angling darma hendrawan semarang wj
9 brawijaya hendrawan semarang wj
10 pendekar suyat wonogiri wn

Piyik Hanging
Juara Nama Burung Pemilik Domisili Ring
1 grand star hartono semarang cempaka
2 bayu sakti eko radar pekalongan arian
3 gethuk lindri m nasir pekalongan sovin
4 gonjang ganjing supomo semarang hmy
5 fitri h mastur kaliwungu sl
6 new samono hindarto solo acc
7 godean bambang yogya b2w
8 si bolang yussuf pekalongan pm
9 menir jr edy obat semarang lady
10 petruk gubuk semarang makita

Salurkan Hobi Agar Maju

KHAMDANAH MAULIDAH
SABAR- Yunius dengan sabarnya melatih burung kesayangannya.

Salurkan Hobi Agar Maju

PEKALONGAN - Yunius, salah satu pecinta burung merpati asal Tegal mengaku sudah lama menggeluti dunia burung merpati, saat didatangi Radar pada Kamis (9/6).
"Saya sudah 15 tahun menggeluti dunia burung merpati, ya saya menggeluti dunia merpati ini sejak tahun 1986."
Dikatakan, dirinya hanya sekadar menyalurkan hobi saja. Karena, menurutnya, merpati bisa membuat pikiran menjadi rileks dan tenang. "Saya cuma menyalurkan hobi saja, saya hobi merpati karena merpati membuat pikiran damaim dan bisa nebgisi waktu luang dengan bermain merpati," tambahnya.
Walaupun cuma menyalurkan hobi, tapi dirinya juga bersyukur karena pernah mendapatkan juara tingkat Kota Madya Tegal.
Disamping itu, memelihara burung merpati banyak senangnya, "Mungkin karena saya hobi. Semantara dukanya hanya kalau burung itu hilang dan tidak kembali," ujarnya sambil tersenyum.
Dia berharap pemerintah bisa memperhatikan dengan lebih baik, dengan cara menggelar iven bergengsi di tiap kota dan daerah, sehingga akan semakin maju. "Saya ingin pemerintah dapat ikut campur menggalakan lomba tingkat nasional," katanya. (ap1/ap2)

Kaki Merpati Seperti Kaki Bebek

KHAMDANAH MAULIDAH
KESAYANGAN - M Faiq dan merpati kesayangan yang diberi nama 'Ndaun'.

Kaki Merpati Seperti Kaki Bebek

PEKALONGAN - Ndaun merpati milik Moch Faiq Krapyak Lor Gang Gita Asri memiliki keunikan warna abu-abu tua, tinggi dan cepat saat turun ke bawah.
Saat ditemui Radar pada Rabu (15/06), Moch Faiq menuturkan, jika pemberian nama burung miliknya dari pemilik sebelumnya, "Saya memberi nama merpati milik saya 'Ndaun' itu karena pemilik sebelumnya senang makan daun suruh dan tembakau. Kaki Ndaun itu seperti bebek," tuturnya.
Dia menambahkan pengalaman dirinya selama menjadi penggemar burung, "Awalnya saya menggemari burung milik tetangga sekitar tahun 2003. Selanjutnya saya memelihara merpati karena memiliki makna tersendiri bagi saya."
Dikatakan, dalam memelihara merpati, ada suka dan duka tersendiri yang pernah dialaminya. "Duka dirasakan jika jatuh sakit lalu mati dan hilang tak kembali lagi. Sedangkan suka dirasakan jika kalau merpati yang diterbangkan jatuh ditempat yang sudah dipatok," ungkap suami dari Arinil Khusnah.
Lebih lanjut ditambahkan, jika dirinya ingin pemerintah setempat terutama Kota Pekalongan dapat memperhatikan kaum kecil penggemar burung, karena merpati merupakan burung yang sudah cukup terkenal di masyarakat. "Saya berharap agar pemerintah kota Pekalongan dapat memperhatikan kaum kecil terutama kau penggemar burung, khususnya merpati, karena merpati di Pekalongan cukup dikenal. Selain itu jangan menganggap bahwa merpati merupakan penyebab flu burung. Penyakit itu datangnya dari Tuhan dan tak semua burung menyebabkan penyakit," pungkasnya. (ap1/ap2)

Corner, Kacer Sang Juara

KHOIRUNISA' AYU YULIASIH
BERSAMA - Adi Fitriadi bersama beberapa koleksi burung kicauannya.

Corner, Kacer Sang Juara

PEKALONGAN - Corner, jenis burung kacer milik Adi Fitriadi telah menyandang gelar sang juara karena memenangkan beberapa iven perlombaan, seperti Wiroto Cup di Kedungwuni dan Wiradesa.
Adi Fitriadi yang beralamat di Jalan Prisma I Nomor 31 Perumahan Limas Indah mengatakan, jika burung kicau jenis kacer miliknya telah meraih beberapa kejuaraan seperti Wiroto Cup yaitu juara I oleh corner sebanyak tiga kali. "Burung kicau jenis kacer milik saya itu telah beberapa kali meraih juara saat mengikuti lomba Wiroto Cup di Kedungwuni dan Wiradesa. Nah burung yang juara itu bernama Corner," ujar suami dari Novianti.
Ditambahkan, jika dirinya sudah lama memiliki hobi burung terutama untuk burung kicau. "Saya sudah lama hobi burung, khususnya burung kicau. Namun ini saya memelihara burung jenis kacer. Burung itu saya beri nama 'corner' karena kan saya membuka studio music corner. Awalnya dulu itu saya sering bareng sama teman saya yang hobi pelihara burung. Sebenarnya kalau seneng sama burung itu sejak SMP. Saya senang terhadap burung kicau karena suaranya. Kan saya bisa menikmati suaranya. Sesekali juga bisa buat hilangkan penat pikiran," ujarnya. Selain, kacer, dia juga punya burung lain seperti cucak ijo dan whamby.
Bahkan, karena terlalu sayangnya dengan burung, saat burungnya hilang atau lepas dia menjadi sangat bersedih. Namun, semua dia sadari bahwa semua itu hanya hobi saja, jadi tak perlu untuk terlalu bersedih. "Saya itu merasa duka jika burung itu hilang dan tak kembali. Apalagi pas burung kesayangan saya. Tapi banyak senangnya kok. Kan karena sudah hobi sih. Apalagi juga tak mempersalahkan," pungkasnya. (ap1/ap2)

Sekadar Hobi, Berbuah Prestasi

KHOIRUNISA' AYU YULIASIH
LATIH - Drs H Eddiwan bersama dengan tim bersiap melatih merpatinya.

Sekadar Hobi, Berbuah Prestasi

PEKALONGAN - Drs H Eddiwan, seorang wirausaha Batik Larissa yang beralamat di Pesindon Nomor 6 dan 8 memiliki hobi burung, terutama merpati dan banyak meraih prestasi.
Drs H Eddiwan menuturkan saat ditemui Radar, Jumat (24/6), jika dirinya sudah lama menggeluti hobi burung khususnya merpati dan meraih banyak prestasi, "Saya sudah lama menggeluti hobi burung khususnya merpati. Nah, awalnya merpati balap terus beralih ke merpati tinggian. Dari hobi itu sering meraih prestasi baik dalam kota maupun luar kota. Bahkan, juga sudah sampai nasional."
Dikatakan, dia memelihara merpati menyesuaikan dengan musim. Karena, jika tidak musim, maka juga tidak ada lomba untuk meraih prestasi.
Dia memiliki hobi merpati sekitar tahun 1991. Akan tetapi, sebenarnya dia sudah menyukainya semenjak SMA. "Ya kalau senang sudah sejak SMA karena keluarga juga pada hobi pelihara burung. Tapi benar-benar menggeluti sejak tahun 1991. Waktu itu saya pelihara merpati balap. Saya mengikutsertakan lomba berupa lomba lokal sampai tahun 1995 mulai dari tingkat karisidenan hingga nasional," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, merpatinya mulai mendominasi dalam setiap iven kejuaraan di beberapa kota mulai tahun 1992. Mulai dari Pekalongan, Tegal, Brebes hingga Jatibarang. "Nah waktu itu merpati balap yang meraih kejuaraan yaitu Kontesa, Nawangsari, Sekar Merah dan Pandan Sari."
Selanjutnya, tahun 1996 sudah mulai berkembang ke arena nasional, yang pada biasanya diselenggarakan organisasi Persatuan Merpati Balap Seluruh Indonesia (PMBSI). "Nah karena hal itu, saya mengikuti latihan rutin untuk merpati milik saya. Selain itu juga saya sering mengikutsertakan lomba sprint kalau hari Jumat, lomba galatama kalau hari Sabtu dan lomba jarak tempuh 500 meter kalau hari Minggu. Pas lomba yang hari minggu diikuti 16 peserta dengan dibagi melalui beberapa seri yang berurutan mulai dari A dan seterusnya. Terkadang sampai z. Disana sering terjadi perang bintang burung yang juara-juara," ungkap suami dari Kurnia Wahyuningsih.

Ditambahkan, karena merpatinya sering memperoleh juara, maka
tak sedikit pula yang menawar dengan harga mahal untuk dibeli. Padahal itu bukan untuk dijual, hanya untuk dikoleksi. Sebesar apapun tawarannya. Pernah sampai puluhan juta. "Ya saya tidak memberikan karena masih senang. Tapi kalau sudah tak senang ya saya berikan."
Pada tahun 2007, dia beralih ke merpati tinggian karena prestasi merpati balap miliknya mulai menurun, kalah dengan kota lain. "Ya kalah modal juga. Kan merpati balap itu dilihat dari beberapa faktor mulai dari darah harus bagus, mental juara, perawatan bagus, tempat bagus, makanan bagus hingga suplemen bagus. Nah merpati tinggian saya juga meraih juara 3 kali dari 4 kali lomba. Juaranya yaitu Juara I oleh Perak, juara 2 oleh kembang kertas dan juara 3 oleh iblis," ucap pria kelahiran tahun 1957.
Ditambahkan jika dirinya ingin kedepannya bisa lebih baik lagi pengelolaan perlombaan, "Saya ingin agar kedepannya pengelolaan dapat lebih baik lagi. Memang sih sudah sering diadakan iven lomba. Namun kurang mendukung dari segi sponsor," pungkasnya. (ap1/ap2)

Korda Cup Cirebon Semarak

Korda Cup Cirebon Semarak

CIREBON - Gelaran Korda Cup Cirebon berlangsung penuh semarak, di Lapangan Karisma Jalan Garuda, Minggu 19 Juni lalu. Dengan dukungan penuh para peserta, tentu saja ajang bergengsi itu menjadi 'penyisihan' menuju Palembang dalam Sriwijaya Cup LPI dengan poin 100, di lapangan Radja BF Jalan Bypass Soekarno Hatta, Sabtu - Minggu (25-26/6) ini.

Di kelas dewasa senior, Sultan Asri BF Cirebon bersaing ketat dengan Fortuner Jr Napoly Jatiwangi, tentu saja dengan pesaing lain yang mengincar dengan penuh semangat seperti, Sm Alex Cirebon dan Abunawas Sovin M Nasir Pekalongan. Dengan daya kerja yang full, akhirnya Fortuner Jr mampu menjadi juara 1, sedangkan Sultan dan SM serta Abunawas harus puas dengan juara 2, 3 dan 4.
"Lombanya cukup bagus dengan jurinya dari Jawa Barat semua, hanya satu yang dari Tegal. Disamping itu, burung-burungnya bagus dan berstandar nasional," ujar M Nasir, peserta dari Pekalongan.
Dikatakan, jika dalam lomba kali itu cuaca kurang mendukung sebab angin bertiup kencang, sehingga banyak burung yang terganggu. Jadi semua tergantung mental sang burung. "Kalau burung mentalnya gak bagus, maka tidak akan bunyi," tambahnya.
Semantara itu di kelas Dewasa yunior, Super Hero Abi Gober mendapat perlawanan sengit dari Sg Alex, serta Arjuna Casdi. Namun, dengan kemampuan Super Hero, lawan-lawan tak mampu untuk mengejar poin.
Di piyik yunior, Bintang 63 Jonathan menjadi juara pertama, diikuti Bintang Timur dan Bintang Kejora milik Abeng bertengger diurutan 2 dan 3.
Sedangkan di kelas hanging, Putra Cirebon Sutrisna Cirebon unggul dibanding dengan Ktm Alex Jatiwangi dan Putra Dewa Haris Tegal.
Tentus saja, ajang korda cup kali itu menjadi catatan tersendiri untuk melangkah di Palembang. Selamat bertanding. (dal)


Hasil Lomba Cirebon

Dewasa Senior

Juara Nama Burung Pemilik Domisili Ring
1 Fortuner Jr Napoly Jatiwangi Napoly
2 Sultan Asri BF Cirebon Grnad
3 Sm Alex Jatiwangi Alexa
4 Abunawas M Nasir Pekalongan Sovin
5 Black Panther Jaja Kuningan Jupiter
6 Konglomerat Haas Cirebon Y&U
7 Bintang Lugina 3 Alay Bandung Lugina
8 Seven Tera Jhony Gun Cirebon TGM
9 Bintang Gober Abi Gober Cirebon Lugina
10 Bhayangkara Suyono Indramayu Giant


Dewasa Yunior

Juara Nama Burung Pemilik Domisili Ring
1 Super Hero Abi Gober Cirebon Thien
2 Sg Alex Jatiwangi Alexa
3 Arjuna Casdi Indramayu Ks
4 Pepey Rahmat Kadipaten Mtr
5 Rosi H Yadi Tasikmalaya Rbj
6 Bintang Lugina 2 Alay Bandung Lugina
7 Tommy Kur Asep PJ Cirebon Idola
8 Putra Paliaman H Maryono Cirebon Hmy
9 Gonzales Bryan Cirebon Asri
10 White Tiger Sinlay Kuningan Ks

Piyik Yunior

Juara Nama Burung Pemilik Domisili Ring
1 Bintang 63 Jonathan Sumedang 63
2 Bintang Timur Abeng Banjar Sari Kin
3 Bintang Kejora Abeng Banjar Sari Kin
4 Meguro Dedy Mix Bandung Mix
5 Ringgo Abdullah Cirebon Asm
6 Good Latif Lim Giok Indramayu Msd
7 Mutiara Hitam Asep Pj Cirebon Puspa Jaya
8 Mahadewi H Nono S Jatiwangi Ganesha
9 Anak Raja Romi Hidayat Cirebon Alexa
10 Bima Heru Pecilon Body Guard

Piyik Hanging
Juara Nama Burung Pemilik Domisili Ring
1 Putra Cirebon Sutrisna Cirebon Sf
2 Ktm Alex Jatiwangi Alexa
3 Putra Dewa Haris Tegal Dewa
4 Anak manja Masdi Cirebon Msd
5 Sincan H Nono S Jatiwangi Ganesha
6 Bunga Tulip Bontot Cirebon Bt-asia
7 Melodi Blues Sandi Cirebon Bmw
8 Cerol Asep Pj Cirebon Puspa Jaya
9 Bangkit Carman Cirebon Ratu
10 Sinden Pantura Dehit Brebes Bds

Pelihara Ayam Serama Harus Tekun

LUTFI HANAFI
MENAWAN - Tampilan Ayam Serama terlihat begitu menawan.

Pelihara Ayam Serama Harus Tekun

PEKALONGAN - Beternak ayam serama memang gampang-gampang susah, terutama dalam perawatannya. Ayam asal Malaysia tersebut, saat ini memang mulai menjadi peliharaan penghobi ayam, selain jenis lain seperti ayam ketawa, ayam bangkok dan lain-lainnya. Namun memelihara sekaligus ternak ayam satu ini, akan sangat mengasyikkan. Terutama saat akan diikutkan kontes ayam sejenis.
Soetardjo, salah satu penggemar sekaligus peternak ayam serama, di kandangnya di Jalan Urip Sumoharjo nomor 87 Pekalongan, menceritakan banyak hal tentang hobinya itu. "Saya suka dengan ayam jenis ini, karena bentuknya benar-benar unik. Kalau sudah jadi sayapnya akan menjuntai lurus ke bawah. Memiliki postur badan tegap, dadanya membusung, leher panjang dan tertarik ke belakang menyerupai huruf S, serta kakinya tidak besar," jelasnya.
Sementara, untuk membentuk ayam serama menjadi bentuk yang unggulan atau sempurna, menurut Tardjo dibutuhkan waktu dan ketelatenan khusus. "Membentuk ayam ini, seperti membuat bonsai. Harus tekun. Kalau bonsai dipakai kawat, untuk ayam serama harus rajin dilatih, badannya dibentuk dengan digerak-gerakkan posisi tertentu selama 15 sampai 30 menit. Bahkan kandang juga harus disesuaikan yang pas," imbuh Tardjo.
Menurut Tardjo, kandang yang baik berisi satu ekor ayam. Jangan terlalu besar, harus dipaskan dengan tubuh ayam. Sehingga nantinya, ayam akan tumbuh ke atas, tidak menyamping.
"Saya juga menjual anakan dari F1, seharga Rp 250 ribu per ekornya. Untuk anakan F1 sudah saya biakkan menjadi lebih besar, satu pasang dijual 2 jutaan," ungkapnya.
Tardjo menambahkan, ayam serama juga harus dilatih berkonsentrasi supaya tampil prima saat melenggak-lenggok di atas panggung lomba. "Ayam tidak boleh mematok karpet atau kabur dari panggung. Ayam harus berani, dan tampil pede seperti model," katanya.
Caranya, ayam serama harus selalu dibiasakan berada di atas karpet, dan dilatih agar tidak menunduk. Ini bisa disiasati dengan menaruh pakan ayam tinggi agar ayam terbiasa makan dengan berdiri, tidak mematuk kebawah. Kedepan setelah beberapa koleksinya sudah menjadi serama sempurna, Soetardjo juga berminat untuk mengikutkan lomba ayam serama.

Asal Usul Ayam Serama
Ayam Serama merupakan makhluk hasil kreatifitas Wee Yean Een seorang penghulu ayam (penjodoh) dari Negeri Jiran Malaysia. Pada tahun 1971 ia melakukan penyilangkan ayam Kapan (kate) kaki panjang dengan ras ayam Modern Game Bantam.
Ayam kapan ia pilih lantaran memiliki sayap menjuntai lurus ke bawah. Sedangkan Modern Game Bantam memiliki postur badan tegap, leher panjang dan tertarik ke belakang menyerupai huruf S. Pada tahun 1973 Wee Yean Een menyilangkan keturunan pertama hasil perkawinan antar ayam kapan dan Modern Game Bantam dengan jenis ayam sutera (Silkie Bantams). Perkawinan tersebut akhirnya melahirkan ayam sutera berpostur badan kecil.
Wee Yean Een nampaknya masih tidak puas dengan persilangan itu. Lantas keturunan ke dua dijodohkan dengan kate jepang. Ayam ini punya warna bulu indah serta bentuk ekor berdiri tegak. Pada tahun 1988 mak comblang ayam itu akhirnya berhasil mencetak ayam kate dengan bobot kurang dari 500 gr.
Wee Yean Een lantas memberi nama “Serama” kepada ayam berbadan kecil itu. Julukan tersebut ia berikan lantaran ayam hasil kreasinya itu memiliki gaya dan penampilan gagah layaknya Sri Rama tokoh pewayangan dalam kisah Ramayana. Lidah Wee Yean Een menyebut Sri Rama berubah menjadi berlafal serama. (ap11)

Meski Joki, Harus Paham Merpati

KHAMDANAH MAULIDAH

Darkat

Meski Joki, Harus Paham Merpati

PEKALONGAN - Gurita Merah milik Darkat, seorang Joki burung merpati yang beralamat di Panjang Wetan Gang 6 Nomor 2, dikutsertakan dalam lomba dan dibiayai adiknya. Walaupun dia hanya seorang joki, namun dia menyadari bahwa joki pun harus paham mengenai merpati.
Darkat saat ditemui Radar, Selasa (14/6), di kediamannya menuturkan, jika banyak ilmu dan pengalaman mengenai merpati yang diperolehnya, selama menjadi joki tersebut.
"Saya sudah lama menjadi joki burung. Banyak pengalaman yang saya dapat, selama menjadi joki. Saya paham benar burung yang terkena penyakit yang bisa disembuhkan ataupun tidak."
Menurutnya, burung yang terkena penyakit dan tak bisa disembuhkan itu, jika saat diberi minum obat, mulut merpati dalam kondisi bersih, akan tetapi obat justru keluar.
Sebaliknya, penyakit yang bisa disembuhkan itu, jika saat diberi minum obat, mulutnya terdapat serawan dan matanya balik glawu.
Ditambahkan, merpati yang bagus itu biasanya ketika dipanggil saat masih terbang diatas, maka akan segera turun dan tak masuk lewat bawah kolongan. "Merpati khususnya kolongan itu, jika dipanggil saat masih terbang akan segera turun dan tidak akan lewat bawah kolongan," ucapnya.
"Saya itu sudah lama senang dengan burung Merpati. Namun beberapa tahun kemudian, menjadi joki burung karena kesenangan saya dengan burung. Kalau punya modal dan tempat saja, saya itu akan membeli burung dan mengikutsertakan lomba," imbuhnya.
Dia berharap agar ke depannya pemerintah bisa turut campur memfasilitasi dan membiayai penggemar burung yang kesulitan biaya seperti dirinya. (ap1/ap2)

Si Jon coba kompetisi

KHOIRUNISA' AYU YULIASIH

Sugianto

Si Jon coba kompetisi

PEKALONGAN-Si jon merpati milik sugianto Krapyak Lor Pekalongan, latihan dilapangan kolongan pada KIamis (9/6)pukul 11.30. Dia akan memulai memacu kemampuannya pada lomba mendatang. Dia terkadang rewel,namun juga cerdas.

Sugianto mengatakan jika merpatinya baru pertama kali mengikuti lomba, melatih merpatinya dengan menerbangkan sejauh 100 M pada awal-awal kemudian 1 Km, setelah mampu merpati itu akan diikutkan lomba,"saya baru pertama kali akan mengikuti lomba merpati kolong pada tanggal 24-26 juni 2011. Saya melatih merpati berat juga harus butuh keteladenan seperti menerbangkan sejauh 100 M pada awal-awal kemudian 1 km apalagi watak merpati saya yang keras. Ya tapi bagi saya itu semua menyenangkan karena hobi, kalau tidak hobi sih sia-sia karena uang pendaftarannya aja 2 Juta karene peserta maksimal 40 orang.Disini ya tidak ada uang ya gak jajan, yang penting hobi tetap jalan."Ujarnya.(ap1/ap2)

Latber 'Darussalam' Semarak

DALAL MUSLIMIN
KOMPAK - Para juara tampak kompak usai gelaran latber.

Latber 'Darussalam' Semarak

BREBES - Meskipun hanya persaingan di kelas latber, namun aura pertempurannya begitu terasa. Sehingga, latber 'Darusalam' cup 20011 berlangsung dengan semarak, Minggu (12/6) lalu.
Tiga kelas gantangan yang disediakan panitia, terisi penuh. Bahkan latber yang dihadiri tokoh-tokoh perkutut Cirebon seperti, H Azis Haas, Alex, Nono Ganesha, Asep Pj, Abi Gober dan lainnya menambah semangat tersendiri kung mania brebes kala itu.
Belum lagi, kehadiran pengurus dan anggota P3SI Korda Pekalongan dengan jagoan-jagoannya. Sebut saja mulai dari H Subchan Cns, H Darmadi Arian, Jonny Panda, dan lainnya menjadikan persaingan semakin ketat saja.
Meski hanya latber, tapi tidak mengurangi bobot perlombaan. Sehingga dari awal sudah terjadi persaingan seru diantara burung kontestan. Di kelas dewasa senior, Putri ayu jagoan Jonny diawal babak memimpin cepat dengan koncer 2 warna hitam. Disusul sinar gama milik Alex Jatiwangi juga dengan koncer dua hitam. Babak kedua Tomi kur, seribu bintang, mulai menyusul dengan meraih dua koncer hitam pula.
Namun, di babak terakhir, tidak banyak burung yang lantang bergaung di gantangan. Hanya Konglomerat dan Putri Ayu saja yang bertarung mati-matian. Hingga mereka ditetapkan sebagai juara 1 dan 2.
Sementara di kelas piyik yunior, Anak Raja milik Romi Hidayat Cirebon memimpin. Diikuti Fernando H Subchan yang menjadi runner up. Dan di kelas hanging, Santiago Munes berring Jupiter Napoly keluar sebagai juara 1, diikuti Turbo Asep Pj.
Tentu saja, latber kali itu menjadi pijakan awal, betapa persaingan perkutut kini semakin ketat sekali. (dal/ap1/ap2)

---TABEL---

Hasil Lomba BREBES

DEWASA SENIOR
JUARA NAMA BURUNG PEMILIK DOMISILI RING

1.Konglomerat Haas bf Cirebon Y & u
2.Putri Ayu Jonny Pekalongan Panda
3.Indra Alex Jatiwangi Alexa
4.Tomi kur Asep pj Cirebon Idola
5.Seribu bintang Anang teratai Semarang Teratai
6.Sinar gama Alex Jatiwangi Alexa
7.Sinden pantura Dehit Cirebon Bds
8.Barcelona Casmadi Pekalongan Hri
9.Prima H busari Brebes Hds
10.Sido muncul Jiman Tegal Jm

PIYIK YUNIOR
JUARA NAMA BURUNG PEMILIK DOMISILI RING
1.Anak raja Romi hidayat Cirebon Alexa
2.Fernando Subchan Pekalongan Cns
3.Lestari Kee liong Comal Tkl
4.Mutiara hitam Asep pj Cirebon Puspajaya
5.Jaka paliaman H maryono cirebon Hmy
6.Mahadewa Nono s Jatiwangi Ganesha
7.--
8.Prabu 1 Dilah Pekalongan Pm
9.Lorenzo Ricky Balikpapan Panda
10.Mick Jager H darmadi Pekalongan Hri


PIYIK HANGING
JUARA NAMA BURUNG PEMILIK DOMISILI RING
1.Santiago munes Napolly Jatiwangi Jupiter-napoly
2.Turbo Asep pj Cirebon Ks
3.Putra dewa Imo Tegal Dewa
4.Singa afrika Bmw Cirebon
5.Bayu sakti Eko Pekalongan Arian
6.Dora emon Nono s Jatiwangi Alexa
7.Sinchan Nono s Jatiwangi Ganesha
8.Bunga Woro Cirebon Bima
9.Messi Ricky Balikpapan Panda
10.Biola Asep pj Cirebon Puspajaya