Jumat, 08 Juli 2011

Pelihara Ayam Serama Harus Tekun

LUTFI HANAFI
MENAWAN - Tampilan Ayam Serama terlihat begitu menawan.

Pelihara Ayam Serama Harus Tekun

PEKALONGAN - Beternak ayam serama memang gampang-gampang susah, terutama dalam perawatannya. Ayam asal Malaysia tersebut, saat ini memang mulai menjadi peliharaan penghobi ayam, selain jenis lain seperti ayam ketawa, ayam bangkok dan lain-lainnya. Namun memelihara sekaligus ternak ayam satu ini, akan sangat mengasyikkan. Terutama saat akan diikutkan kontes ayam sejenis.
Soetardjo, salah satu penggemar sekaligus peternak ayam serama, di kandangnya di Jalan Urip Sumoharjo nomor 87 Pekalongan, menceritakan banyak hal tentang hobinya itu. "Saya suka dengan ayam jenis ini, karena bentuknya benar-benar unik. Kalau sudah jadi sayapnya akan menjuntai lurus ke bawah. Memiliki postur badan tegap, dadanya membusung, leher panjang dan tertarik ke belakang menyerupai huruf S, serta kakinya tidak besar," jelasnya.
Sementara, untuk membentuk ayam serama menjadi bentuk yang unggulan atau sempurna, menurut Tardjo dibutuhkan waktu dan ketelatenan khusus. "Membentuk ayam ini, seperti membuat bonsai. Harus tekun. Kalau bonsai dipakai kawat, untuk ayam serama harus rajin dilatih, badannya dibentuk dengan digerak-gerakkan posisi tertentu selama 15 sampai 30 menit. Bahkan kandang juga harus disesuaikan yang pas," imbuh Tardjo.
Menurut Tardjo, kandang yang baik berisi satu ekor ayam. Jangan terlalu besar, harus dipaskan dengan tubuh ayam. Sehingga nantinya, ayam akan tumbuh ke atas, tidak menyamping.
"Saya juga menjual anakan dari F1, seharga Rp 250 ribu per ekornya. Untuk anakan F1 sudah saya biakkan menjadi lebih besar, satu pasang dijual 2 jutaan," ungkapnya.
Tardjo menambahkan, ayam serama juga harus dilatih berkonsentrasi supaya tampil prima saat melenggak-lenggok di atas panggung lomba. "Ayam tidak boleh mematok karpet atau kabur dari panggung. Ayam harus berani, dan tampil pede seperti model," katanya.
Caranya, ayam serama harus selalu dibiasakan berada di atas karpet, dan dilatih agar tidak menunduk. Ini bisa disiasati dengan menaruh pakan ayam tinggi agar ayam terbiasa makan dengan berdiri, tidak mematuk kebawah. Kedepan setelah beberapa koleksinya sudah menjadi serama sempurna, Soetardjo juga berminat untuk mengikutkan lomba ayam serama.

Asal Usul Ayam Serama
Ayam Serama merupakan makhluk hasil kreatifitas Wee Yean Een seorang penghulu ayam (penjodoh) dari Negeri Jiran Malaysia. Pada tahun 1971 ia melakukan penyilangkan ayam Kapan (kate) kaki panjang dengan ras ayam Modern Game Bantam.
Ayam kapan ia pilih lantaran memiliki sayap menjuntai lurus ke bawah. Sedangkan Modern Game Bantam memiliki postur badan tegap, leher panjang dan tertarik ke belakang menyerupai huruf S. Pada tahun 1973 Wee Yean Een menyilangkan keturunan pertama hasil perkawinan antar ayam kapan dan Modern Game Bantam dengan jenis ayam sutera (Silkie Bantams). Perkawinan tersebut akhirnya melahirkan ayam sutera berpostur badan kecil.
Wee Yean Een nampaknya masih tidak puas dengan persilangan itu. Lantas keturunan ke dua dijodohkan dengan kate jepang. Ayam ini punya warna bulu indah serta bentuk ekor berdiri tegak. Pada tahun 1988 mak comblang ayam itu akhirnya berhasil mencetak ayam kate dengan bobot kurang dari 500 gr.
Wee Yean Een lantas memberi nama “Serama” kepada ayam berbadan kecil itu. Julukan tersebut ia berikan lantaran ayam hasil kreasinya itu memiliki gaya dan penampilan gagah layaknya Sri Rama tokoh pewayangan dalam kisah Ramayana. Lidah Wee Yean Een menyebut Sri Rama berubah menjadi berlafal serama. (ap11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar