Senin, 09 Mei 2011

Impikan Pekalongan Jadi Sentra Perkutut

DALAL MUSLIMIN
TROPI JUARA - H Darmadi dengan beragam tropi juara perkututnya.

Impikan Pekalongan Jadi Sentra Perkutut

KEDUNGWUNI - Siapa yang tak kenal dengan sosok H Darmadi, seorang pecinta burung perkutut yang kini memiliki ratusan burung khas klangenan Jawa ini. Dia memiliki cita-cita dan keinginan yang kuat dalam berternak perkutut, agar kelak Pekalongan ini menjadi sentra perkutut ditingkat nasional.
"Saya ingin nantinya Pekalongan jadi sentra perkutut, khususnya di Jawa Tengah," katanya saat Radar berkunjung ke rumahnya Kamis (31/3), di Desa Ambokembang gang IX nomor 9 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
H Darmadi yang juga Bendahara Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Koordinator Daerah (Korda) Pekalongan menuturkan, dia memiliki tempat penangkaran yang diberi nama Arian Bird Farm (Arian BF) sejak tahun 1995. Awalnya dia memiliki hobi dengan burung ocehan, tapi begitu melihat perkutut yang memiliki kelebihan tersendiri, suami dari Hj Tri Wihastuti itu, beralih untuk memelihara bahkan mengembangbiakkan perkutut. "Semua ini berawal dari hobi memelihara perkutut. Dulu hanya punya perkutut satu dua ekor saja dan awalnya suka ocehan. Tapi ganti, karena ternyata perkutut itu lebih tenang," ujarnya.
Dikatakan, tenang disini artinya perkutut itu meski hanya satu jenis memiliki irama yang khas dan unik serta tidak kenal musiman. Hal itu, imbuhnya, berbeda dengan dari jenis ocehan yang multi jenis dan memiliki masa tersendiri. "Perkutut itu lebih tenang, kalau ocehan ganti-ganti masanya," terangnya.
Selanjutnya dia mulai menggeluti penangkaran perkutut secara serius, karena seringnya berburu burung, yang bersuara kung itu, keluar kota. Tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. "Sering beli ke Bandung, tapi mahal. Akhirnya ternak sendiri, sebab nanti kalau ada lomba bisa cetak sendiri. Di Pekalongan sendiri juga dulu masih jarang," bebernya.
Bapak yang dikaruniai tiga putra dan dua putri itu, saat ini memiliki 17 pasang perkutut yang aktif untuk diternakkan, dengan sekitar 20 buah kandang kawat yang diletakkan disamping rumahnya. Tentunya juga ada ratusan perkutut lainnya yang diletakkan tersendiri. "Ada sekitar 100 hingga 110 ekor sekarang," imbuh H Darmadi. Setiap harinya, H Darmadi merawat sendiri burung-burung asuhannya itu, dengan dibantu oleh orang kepercayaannya untuk membersihkan kandangnya.
Selain bertujuan untuk melestarikan kelangsungan hidup burung perkutut, H Darmadi juga menyediakan burung anggungan itu, kepada rekan pecinta perkutut dan masyarakat yang berminat memilikinya. Baik single atau pasangan. "Per ekornya mulai Rp 50 ribu hingga Rp 2 jutaan, sedang untuk indukan harganya dikisaran Rp 400 ribu hingga Rp 2 jutaan," terangnya dengan ramah.
Bahkan, H Darmadi pernah memiliki perkutut-perkutut jawara yang laku hingga jutaan rupiah. Seperti perkutut yang dia beri nama Kopral Rp 1,2 juta, Top Markotop Rp 2,5 juta, hingga yang namanya Afi Ampuh harganya mencapai Rp 6,7 jutaan. "Afi Ampuh itu, dulu waktu ramai-ramainya Afi di televisi. Itu sudah dibeli orang Tegal," jelasnya sambil tersenyum.
H Darmadi selain berharap Pekalongan menjadi sentra perkutut, juga bercita-cita agar perkutut dari Pekalongan memiliki kualitas yang tinggi dan bersaing ditingkat nasional. "Juga perkutut itu membudaya, apalagi sebagai orang Jawa. Sehingga perkutut tidak hanya sekadar 'cantelan' tapi hobi yang juga memandang mutu," pungkasnya. (dalal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar